Foto: Junaidi |
Rina (43) wisatawan asal Jambi, Sabtu (15/7/2017), saat santai keluarga di Pantai Gandoriah, menyebutkan, di daerahnya saat ini sedang libur semester sekolah akhir tahun hingga tanggal 15 juli 2017 --yang dimulai dari tanggal 3 Juli kemaren-- sehingga masih ada waktu di Pariaman.
"Hari ini batas akhir libur semester di Jambi. Besok, Minggu pagi kita sudah berangkat ke Jambi. Anak-anak masuk sekolah mulai Senin besok (17/7)," ungkap ibu dua anak itu.
Perempuan asal Pariaman yang sejak umur 5 tahun sudah dibawa orangtuanya merantau ke Jambi itu menambahkan, momentum libur lebaran dan libur semester ia manfaatkan untuk berlibur panjang di tanah kelahirannya Pariaman bersama suami dan anak-anak.
"Libur panjang ini kami puas-puaskan di Pariaman. Saking enaknya di Pariaman, kami tidak kemana-mana. Biasanya kalau hari raya, paling tidak kita singgah ke Bukittinggi dan Padang. Namun lebaran kali ini keenakan di Pariaman sih," sebut Rina yang selalu pulang kampung paling tidak setahun sekali itu.
Ibu rumah tangga bersuamikan pengusaha swasta itu merasa kerasan di Pariaman karena banyak area bermain untuk anak. Taman Anas Malik dan Pantai Kata merupakan tempat favoritnya. Ia juga telah mengunjungi Pulau Angsoduo, Talao Pasir Pauh dan Konservasi Penyu.
"Karena sebelum ke Pariaman semua informasi wisata Pariaman saya catat dan gali melalui internet. Dari media online, postingan teman di instagram dan facebook juga kami jadikan rujukan. Pariaman berubah pesat," sambung wanita yang masih terlihat cantik di usia matang itu.
Ia menyebutkan ada beberapa saran darinya agar dilakukan pemerintah dalam mengelola pariwisata. Di antaranya pengaturan lalu lintas di sepanjang pantai, penambahan area parkir di sejumlah area wisata dan akses jalan menuju wisata Talao Pasir Pauh.
"Lebaran kemaren macetnya minta ampun. Itu perlu ditata lagi menurut saya. Saya perhatikan, kok dalam kondisi semacet itu belum diberlakukan jalur jalan satu arah," ucapnya.
Terpisah, Kepala Seksi Pengelolaan Komunikasi Publik Kominfo Kota Pariaman, Elfadri, mengatakan saat ini wisata Pariaman tidak lagi bersifat insidentil. Tidak hanya ramai saat Pesta Budaya Tabuik. Pariaman telah mengembangkan konsep wisata keluarga di sepanjang Pantai Gandoriah hingga Pantai Kata, sehingga membuat nyaman wisatawan berkunjung setiap saat.
Ke depan, tambah Elfadri, konsep itu akan diteruskan. Garis pantai Pariaman sepanjang 12 km, seluruhnya akan djadikan kawasan wisata strategis sesuai temanya masing-masing dan mempertahankan ciri khas yang dimiliki.
Rencana pembukaan kawasan wisata di Pulau Tangah yang pembangunan dermaganya dimulai tahun ini, sambung Elfadri, juga merupakan upaya serius Pemko Pariaman dalam menggarap sektor pariwisata.
"Tidak heran setiap hari selalu ramai. Apalagi saat musim libur lebaran, semester dan libur nasional. Sesuai rencana pembangunan, ke depan tentu akan lebih banyak lagi lokasi-lokasi yang akan dijadikan sebagai objek wisata," imbuhnya.
Ia mengajak seluruh komponen masyarakat sama-sama mendukung program wisata Pariaman. "Jika Pariaman selalu ramai, ekonomi akan tumbuh. Yang menikmati juga masyarakat," pungkasnya.
OLP