Wakil Walikota Pariaman Genius Umar, menjelaskan, masalah kekerasan merupakan permasalahan kompleks. Karena itu perlu penanganan yang terintegrasi dari berbagai sektor untuk turut peduli dalam permasalahan kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak, sehingga lebih mudah diselesaikan.
“Tahun 2016 lalu terdapat 62 kasus kekerasan di mana untuk 50 kasus terjadi pada anak-anak,” ungkap Genius.
Untuk itu ia berharap adanya inovasi yang harus dilakukan oleh P2TP2A untuk memberi perlindungan terhadap korban agar tidak menjadi trauma yang mendalam khususnya bagi anak-anak.
Ketua P2TP2A Provinsi Sumatera Barat Nevi Irwan Prayitno mengungkapkan, tindak kekerasan terhadap perempuan di Sumbar tahun 2016 tercatat 0,4 persen atau setara 1.361 kasus.
"Untuk itu, saya mengajak P2TP2A Kota Pariaman untuk serius menangani kasus kekerasan yang ada di daerah secara maksimal, agar kasus kekerasan tidak lagi meningkat, dan berupaya untuk tetap memberi keterampilan kepada masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga," ungkapnya.
Nevi menilai, masalah ekonomi menjadi faktor utama terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ia meminta kepada P2TP2A agar membuat kesepahaman dengan puskesmas atau rumah sakit yang ada untuk memberikan pelayanan visum gratis bagi korban kekerasan.
TIM