Ilustrasi |
"Di sinilah peran orangtua dan masyarakat dalam mengawasi anak dan kemenakan kita. Kita mesti sadar bahaya petasan yang banyak merugikan," ungkap Ketua DPRD Kota Pariaman Mardison Mahyuddin di Pariaman, Minggu (4/6/2017).
Ia mengatakan, sudah ratusan kali peristiwa nahas terjadi akibat penggunaan petasan. Ada berakibat kebakaran, serangan jantung bahkan hingga menewaskan manusia seperti yang terjadi di Jawa Barat dan Jawa Timur baru-baru ini.
"Dan puluhan contoh tragis lainnya. Kami mengimbau agar para orangtua menyadari bahaya tersebut pada keselamatan putra-putri mereka. Awasi, jika ada melihat petasan di tangan anak-anak segera hancurkan dengan merendamkannya dengan air. Jangan pula membelikan anak petasan, itu sangat tidak mendidik," sambung Mardison.
Di samping itu, imbuh Mardison, karena setiap desa sudah memiliki keamanan desa, hendaknya disepakati agar lebih pro aktif di saat bulan suci Ramadhan. Ia mencontohkan, para Dubalang bisa melakukan sosialisasi ke masyarakat agar tidak ada penggunaan petasan selama bulan suci, terutama saat umat sedang menjalankan tarawih di masjid masjid.
"Dubalang tentu saja juga akan beribadah tarawih, karena itu sebelumnya memberikan sosialisasi. Jika masih ada petasan berbunyi, dan tahu siapa pelakunya, para dubalang bisa memanggil orangtua anak yang meletuskan petasan untuk diberikan peneguran," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Satpol PP/Damkar Kota Pariaman Handrizal Fitri menegaskan akan menindak penjual petasan yang masih membandel selama bulan suci. Pihaknya tidak segan-segan menyita dagangan mereka jika kedapatan berjualan selama bulan suci.
"Kita selalu memantau dan razia, terutama petasan dan warung kelambu. Kita tindak tegas karena sangat mengganggu umat lainnya yang sedang khusyuk menjalankan ibadah," kata Handrizal.
OLP