Kardinal dua dari kiri usai terpilih aklamasi |
Dalam kongres tersebut, sebanyak 18 club sepakbola yang ada di Pariaman mengusulkan nama Kardinal Feri (37). Atas usul semua club yang memiliki suara dalam kongres itu --tanpa ada calon lain-- manager PSSI Pariaman dalam dua kali Porprov ini terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Askot PSSI Kota Pariaman yang baru menggantikan Ibnu Hajar.
Kardinal akrab dengan atlet sepakbola saat masih jadi manager PSSI |
"Sebelum menyatakan kesiapan maju sebagai calon ketua, saya tidak ingin ada perpecahan dan silang pendapat di tubuh askot PSSI. Siapa yang ingin memimpin PSSI saya persilahkan maju, namun ternyata sebanyak 26 club, 18 di antaranya club lama yang memiliki hak suara dan kawan-kawan pengurus, sepakat meminta saya bersedia memimpin PSSI Pariaman," ujar Kardinal Feri saat jumpa pers di Cafe Joyo Makmur di Kawasan By-pass Pariaman, Kamis malam.
Kardinal foto bersama denga Ketua PWI Ikhlas Bakri |
Dalam kongres yang dihadiri oleh Ketua Asosiasi (Asprov) PSSI Provinsi Sumatera Barat, Indra Datuak Rajolelo, didampingi dua eksekutif komite (esko) Asprov Sumbar, usai mendapat mandat dalam kongres, Kardinal Feri diminta untuk menyusun kepengurusan PSSI, yakni memilih satu orang wakil ketua ditambah lima (5) orang esko dan 16 komisi.
Sedangkan untuk posisi sekretaris, ia telah menunjuk Novrizal Busri (37), karena dalam AD/ART Askot PSSI Pariaman, kewenangan penunjukan sekretaris merupakan hak istimewa bagi ketua terpilih.
Kardinal menyatakan, terpilihnya ia sebagai ketua merupakan kesiapan memangkul tanggungjawab organisasi. Untuk memajukan sebuah organisasi olahraga diperlukan kecintaan, totalitas, kerjasama tim dan pengorbanan.
Membangun PSSI Pariaman merupakan tanggungjawab yang besar bagi dirinya bersama pengurus. Sejumlah gagasan dan terobosan mesti ia lakukan untuk peningkatan prestasi sepakbola Pariaman.
"Sepakbola tanpa pembinaan dan kompetisi tidak mungkin ada prestasi. Sepakbola adalah olahraga rakyat, pemersatu yang memiliki pendukung fanatik. Bahkan sepakbola disebut merupakan bahasa universal yang bisa dipahami semua kalangan," sebut Kardinal.
Untuk itulah, Kardinal menambahkan, pihaknya butuh dukungan semua pihak dalam membina sepokbola ke depan. Pembinaan dan kompetisi jenjang umur, menurutnya sangat diperlukan untuk melahirkan pesepakbola handal. Mulai dari kompetisi U-12, U-16 dan U-19 harus dilaksanakan setiap tahun untuk melahirkan bibit-bibit pesepakbola Pariaman yang berbakat dan berdaya saing.
"Sehingga saat usia emas 21 tahun, akan lahir atlet sepakbola dari Pariaman yang bermain di liga satu nasional," sambung Kardinal.
Untuk mencapai visi misi PSSI Pariaman yang telah dia uraikan tersebut, ia akan mereformasi manajemen PSSI Pariaman. Manajemen yang profesional, terukur, logis dan terarah akan dia susun bersama pengurus lainnya.
"Setelah susunan pengurus terbentuk ditambah 16 komisi Askot, kami akan luncurkan website PSSI Pariaman dan membuat media officer untuk mempublikasikan semua kegiatan PSSI Pariaman. Hal ini sangat penting dilakukan," ungkapnya.
Merujuk Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) tentang pembolehkan dana hibah dari APBD untuk pembinaan sepakbola demi terwujudnya 'Nawacita Jokowi', pihaknya akan bersinergi dengan pemerintah untuk menyelenggarakan kompetisi dan pembinaan.
"Bagi kami yang penting kompetisi dan pembinaan sepakbola berjalan tiap tahun di Pariaman. Kami tidak peduli siapa penyelenggaranya, baik itu pemerintah maupun pihak lain," imbuhnya.
Bicara sepakbola tentu bicara sarana prasarana pendukung. Di samping pembinaan dan kompetisi, juga diperlukan lapangan bola. Hingga saat ini menurutnya, lapangan bola telah banyak di Pariaman namun belum menyeluruh di tiap desa yang ada. Untuk itu, melalui Askot PSSI, ia menyarankan agar setiap desa memiliki satu lapangan bola masyarakat melalui dana desa.
Yang tidak kalah penting, seru Kardinal, pembentukan karakter pemain juga diperlukan. Pemain sepakbola harus memiliki mental yang bagus, memiliki etika kesopanan dan jauh dari sikap angkuh. Oleh sebab itulah pembinaan atlit sejak usia dini sangat diperlukan.
Pada tahun 2018 akan dilaksanakan ajang sepakbola internasional piala Danone U-12, piala nasional Suratin U-17. Momentum tersebut, tukuk Kardinal, sangat penting bagi PSSI Pariaman mulai melakukan pembinaan terhadap pemain sedari saat ini.
"Dengan adanya kompetisi jenjang umur dan pembinaan berkelanjutan, pelatih tentu akan memiliki data pemain. Pembinaan berbanding lurus dengan prestasi," kata dia.
Menghadapi Porprov 2018 yang rencananya akan diselenggarakan di Padangpariaman, PSSI Pariaman menargetkan lolos babak semifinal sebagaimana pada Porprov tahun 2016 lalu. Ia tidak mau menargetkan terlalu muluk, karena baginya yang terpenting bagaimana melakukan pembinaan yang baik terhadap atlet.
"Porprov 2016 kita dianggap tim underdog. Saat itu kita menargetkan lolos babak penyisihan, ternyata masuk semifinal dan mengalahkan peraih emas Porprov 2014," pungkasnya.
Dari informasi yang dikumpulkan wartawan, Pemko Pariaman akan membangun stadion/sport centre taraf nasional di Desa Kampuang Gadang Padusunan. Stadion dengan luas area 10 hektar tersebut diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp10 miliar. Kabar baiknya, saat ini sudah masuk tahap lelang amdal dan masterplan.
Dengan adanya stadion nasional itu nantinya, Pariaman akan memiliki lapangan bola taraf internasional. Pariaman tentu akan bisa menghelat pertandingan liga satu nasional di stadion yang akan dibangun secara multiyear tersebut.
Menanggapi tertilihnya Kardinal Feri sebagai Ketua PSSI Pariaman, Ketua DPRD Kota Pariaman Mardison Mahyuddin menyambut baik hal tersebut. Ia mengatakan Kardinal merupakan pemuda yang penuh dedikasi dan pengorbanannya pada sepakbola Pariaman telah teruji yang bisa dilihat saat ia memanejeri PSSI Pariaman.
"Ia pemuda yang sangat mencintai sepakbola. Ia sosok pemimpin yang diharapkan. Pengorbannya untuk PSSI Pariaman tidak hanya dengan tenaga tapi juga dengan materi. Sosok seperti itulah yang diperlukan dalam dunia sepakbola," sebut Mardison.
Untuk kemajuan sepakbola Pariaman, apalagi dikelola secara serius, pihaknya di DPRD memastikan akan menaikan anggaran untuk PSSI Pariaman.
"Mari kita dukung bersama-sama kemajuan sepakbola Pariaman. DPRD siap menaikan anggaran, semoga sepakbola Pariaman ke depan mampu melahirkan pesepakbola tingkat nasional," pungkasnya.
Di lain pihak, Ketua PWI Pariaman Ikhlas Bakri menyatakan mendukung langkah reformasi di tubuh PSSI Pariaman dengan publikasi yang berimbang. PWI sebagai wadah wartawan berhimpun, siap bermitra dengan semua kalangan, termasuk dengan PSSI Pariaman.
"Wartawan tanpa mengkesampingkan netralitas dan kontrol sosial tentunya. Wartawan juga memiliki fungsi untuk mengangkat potensi yang ada di wilayah peliputannya. Potensi apa saja, termasuk potensi olahraga," ucap Ikhlas pencinta olahraga futsal itu.
OLP