Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur menegaskan peredaran dan penyalahgunaan narkoba mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Data yang dia sampaikan, transaksi narkoba di Indonesia sangat tinggi mencapai Rp45 trilyun setiap tahunnya.
"Pengguna barang haram ini cenderung meningkat terutama kalangan generasi muda," kata Suhatri Bur di ruang kerjanya, Parit Malintang, Selasa (13/12).
Berdasarkan hasil survei penyalahgunaan narkotika, kata dia menunjukan, angka prevalensi penyalahguna narkotika di Indonesia cenderung naik dari tahun ke tahun. Pada survei tahun 2015, prevalensi penyalahgunaan narkotika sebesar 2,20% atau lebih dari 4 juta orang yang terdiri dari penyalah guna coba pakai, teratur pakai, dan pecandu.
Di Padangpariaman, kata dia, tercatat sebagai daerah rawan peredaran narkoba karena berada di posisi strategis Sumatera Barat dan didukung dengan keberadaan Bandara Internasional Minangkabau sebagai pintu keluar masuknya jaringan narkoba.
"Hampir setiap minggu, Polres Padangpariaman menangkap pengedar narkoba. Atas nama daerah dan masyarakat, kita sangat apresiasi," kata Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) itu.
Guna mencegah bahaya narkoba, sambungnya, mesti didukung dengan tindakan nyata seluruh unsur masyarakat dan keluarga, serta pemangku kepentingan lainnya.
Selanjutnya juga diadakan razia-razia di sekolah-sekolah oleh BNK melibatkan stakeholders. Sejauh ini razia rutin yang dilakukan cukup efektif dalam menekan angka kenakalan remaja. Ke depan, ia mengajak masyarakat untuk mewaspadai adanya warga pendatang yang tidak diketahui indentitasnya.
"Untuk tindakan preventif, masyarakat awasi warga pendatang yang tingkahnya mencurigakan," pungkasnya.
HA/OLP