Surabaya -- Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (Menkum-HAM) Yassona Looly serahkan piagam Kota Peduli HAM bagi Kota Pariaman yang diterima oleh Wakil Walikota Genius Umar, Kamis (8/12), di Kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya, dalam rangkaian acara memperingati Hari Peduli HAM Sedunia.
Yassona memberikan apresiasi kepada daerah yang menjalankan kebijakan dan komitmen atas tegaknya HAM di daerahnya masing-masing. Tanpa didukung pemerintah daerah, menurut dia, kebijakan HAM oleh pemerintah pusat tidak akan berjalan sebagaiman mestinya.
Wakil Walikota Genius Umar menyatakan, penghargaan yang diraih tersebut atas kerjasama pemerintah dan masyarakat Pariaman. Masyarakat Pariaman menurutnya sangat peduli tentang HAM, dan saling menjaga antara satu sama lainnya.
"Penghargaan akhir tahun ini milik kita semua, kerja keras kita semua, baik jajaran Pemko Pariaman, maupun seluruh unsur lapisan masyarakat yang juga saling mendukung dalam setiap program pembangunan," ujar dia.
Indikator Pariaman sebagai kota peduli HAM, ungkap Genius ialah-- karena rendahnya angka kematian ibu dan bayi, prosentasi perolehan pendidikan anak yang tinggi, minimnya buta aksara, berkurangnya angka pengangguran.
Kemudian rendahnya prosentasi rumah tidak layak huni, tidak adanya demonstrasi yang bersifat anarkis dan merusak, rendahnya angka kekerasan terhadap kaum perempuan, serta tingginya keterwakilan perempuan dalam jabatan pemerintah daerah.
Dengan parameter dan indikator tersebut, sambung Genius, Kota Pariaman meraih angka penilaian di atas baik yakni 82,50, sehingga masuk kategori salah satu Kota Peduli HAM tahun 2016 di Indonesia.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kota Pariaman Syafinal Akbar, menyambut baik prestasi yang diraih Kota Pariaman di penghujung tahun 2016. Menurut dia, Jumat (9/12), Pariaman sangat layak menyandang predikat tersebut karena memang demikianlah faktanya yang bisa dilihat di Pariaman.
"Kita bisa lihat sendiri kultur sosial masyarakat yang saling hormat menghormati, jika ada masalah selalu dimusyawarahkan sehingga harmonisasi antar warga selalu terjaga," sebutnya.
Selain demokratis, Pariaman adalah bagian dari Salingka Minangkabau yang menganut Matrilinial, dimana peran wanita yang biasa disebut Bundo Kanduang sangat dihormati dan dimuliakan dalam tatanan adat.
"Termasuk program sekolah gratis 12 tahun yang menjadikan Kota Pariaman memiliki prosentase tinggi anak sekolah yang juga masuk indikator penting dalam penilain tersebut," pungkasnya.
ASKB/OLP