Pemerintah Kota Pariaman memastikan segera akan mencairkan bonus atlet/pelatih peraih medali pada ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV Sumbar tahun 2016 di Padang, sesuai dengan mekanisme pencairan keuangan daerah.
"Semua sudah dianggarkan, naik 10 persen dari Porprov (2014) lalu," kata Sekdako Pariaman Indra Sakti, di Balaikota Pariaman, Jl Imambonjol No44 Alai Gelombang, Selasa (13/12).
Dia menyatakan, bonus uang tunai bagi atlet yang akan diterima berkisar Rp22 juta dipotong pajak (10 persen?) untuk peraih medali emas. Sedangkan perak dan perunggu serta bonus pelatih masih dalam pembahasan.
"Bonus Porprov sebelumnya Rp18 juta untuk peraih emas setelah potong pajak," jelasnya.
Karena dana untuk bonus atlet berada di APBD tahun 2017, sambungnya, bagi calon penerima diminta bersabar hingga bulan Februari sampai awal bulan Maret tahun 2017.
"Proses pencairan dana itu bersifat sama bagi setiap daerah yang diatur oleh Undang-Undang. Akan melalui beberapa proses, tahapan, PPTK nya harus dibentuk dulu, dan lain-lain," ujar Insak, karib ia disapa.
Proses pencairan bonus atlet Kota Pariaman, imbuh Insak, jangan disamakan dengan satu atau dua daerah yang telah mengalokasikan anggaran untuk bonus atlet Porprov pada APBD Perubahan tahun anggaran 2016.
"Proses dan mekanismenya jauh berbeda," pungkasnya.
Ketua DPRD Kota Pariaman Mardison Mahyuddin, membenarkan DPRD Kota Pariaman telah menganggarkan dana bonus atlet/pelatih Porprov XIV Sumbar 2016 sekitar Rp2 miliar yang disahkan dalam APBD Tahun 2016 pada tanggal 30 November 2016.
"Juga sudah disepakati kenaikan 10 persen oleh DPRD bersama eksekutif, meski sebelumnya DPRD sempat menawarkan opsi bonus Rp25 juta bagi peraih medali emas," sebut Mardison.
Kata dia, jumlah Rp22 juta, dirasa sudah cukup dan tidak membebani keuangan daerah. Bonus bagi atlet dan pelatih bertujuan untuk meningkatkan semangat para atlet dan kompetisi olahraga bagi para atlet Kota Pariaman.
"Proses pencairannya sepenuhnya kewenangan eksekutif, namun kita mengimbau agar setelah segala proses dan tahapan pencairan keuangan daerah kelar, bonus atlet segera diserahkan, jangan diulur-ulur," imbuhnya.
Dia menilai pembinaan olahraga Kota Pariaman satu semangat antara eksekutif dan legislatif, yaitu dengan pembinaan berkelanjutan untuk atlet Kota Pariaman murni, bukan membayar atlet luar daerah untuk bertarung demi Kota Pariaman dalam setiap ajang olahraga.
"Pembinaan olahraga bisa dikatakan sukses jika berhasil membina atletnya sendiri. Apa gunanya medali dan bonus yang dianggarkan keuangan daerah jika diberikan kepada atlet bayaran," terusnya.
Pariaman, kata Mardison, diisi oleh para pemikir olahraga rasional. "Jika kita dibela atlet luar, ada dua kerugian bagi kita. Pertama gagal dalam membina atlet asli daerah, kedua, rugi dalam membayar bonus yang diambil dari kas daerah untuk dibawa keluar daerah," pungkasnya.
OLP