sampah medis di RSUD Pariaman (istimewa)
Ketua DPRD Kota Pariaman Mardison Mahyuddin menilai menumpuknya sampah medis di RSUD Pariaman merupakan sebuah kelalaian yang tidak bisa diterima.
"Apapun alasannya, ini adalah sebuah kelalaian dari pihak rumah sakit karena sampah tersebut mengandung racun yang membahayakan bagi masyarakat," kata Mardison di Pariaman, Sabtu (8/10).
Dikatakan Mardison, rusaknya mesin pembakar sampah atau Incinerator milik RSUD Pariaman beberapa bulan lalu yang tidak diperbaiki hingga kini, menandakan pihak rumah sakit menganggap sepele persoalan limbah medis.
Oleh sebab itu, kata Mardison, pihaknya akan mengunjungi RSUD Pariaman pada hari Senin untuk meninjau langsung serta mencarikan solusi atas persoalan tersebut bersama pihak RSUD Pariaman.
Disaat yang sama, Sekretaris Komisi III DPRD Kota Pariaman Fitri Nora, meminta pihak RSUD Pariaman agar segera memperbaiki mesin Incinerator agar sampah-sampah medis segera dibakar.
"Ini sangat tidak masuk akal mesin rusak berbulan-bulan dibiarkan saja. Di zaman canggih seperti sekarang ini sangat banyak orang yang bisa memperbaikinya jika betul-betul dicari," ucap Fitri.
Dikabarkan sebelumnya, ratusan kilogram sampah medis menumpuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman akibat mesin pembakar sampah atau Incinerator mengalami kerusakan.
"Pipa cerobong pada mesin Incinerator patah karena cuaca ekstrim. Akibatnya ratusan kantong limbah medis dari Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, dan Dinas Kesehatan menumpuk di RSUD Pariaman," kata Direktur RSUD Pariaman Indriani Velutina di Pariaman, Jumat (7/10).
Kerusakan pada mesin itu, kata Indriani sudah terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Akibat kerusakan tersebut pembakaran sampah medis tidak lagi beroperasional di RSUD.
Dikatakan, sampah medis yang ada di Kota Pariaman dan Kabupaten Padangpariaman dimusnahkan di RSUD Pariaman menggunakan mesin Incinerator. Sejak kerusakan pihaknya menolak sampah-sampah dari berbagai tempat tersebut.
Untuk menanggulangi persolan itu, sementara pihaknya menutupi sampah medis dengan terpal. Sebelum mesin Incinerator rusak, dalam satu hari pihak rumah sakit mampu membakar hingga 100 kilogram sampah medis.
"Kendala utama perbaikan mesin tersebut ialah belum adanya pihak yang mampu memperbaiki karena memiliki risiko besar dalam pengerjaan. Untuk biaya perbaikan RSUD menganggarkan sebesar Rp54 juta," kata dia.
TIM