Hujan lebat disertai angin kencang warnai pesta Hoyak Tabuik tahun 2016. Tabuik yang sedianya naiak pangkek saat subuh ini tertunda hingga 14 jam dari jadwal prosesi, Minggu (16/10). Tabuik baru bisa naiak pangkek sekitar pukul 14.00 WIB saat hujan mulai reda.
Meski diwarnai hujan tiada henti hingga tabuik dibuang ke laut, antusias masyarakat untuk menyaksikan pagelaran budaya terbesar nomor tiga senusantara itu tidak surut.
Menurut Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang dia ungkapkan melalui pantun, Tabuik Pariaman merupakan agenda pariwisata nasional yang selalu ramai setiap tahunnya. Tabuik Pariaman dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pariaman untuk meramaikan kota agar uang datang ke Pariaman.
"Tabuik Pariaman mudah-mudahan akan terus dilaksanakan setiap tahunnya. Dari ujung ke ujung ramai dipadati pengunjung, tidak sama dengan pagelaran di tempat lain," sebut Gubernur.
Acara puncak Hoyak Tabuik juga dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Iran, Deputi Pemasaran Kementerian Pariwisata, hingga undangan istimewa dari negara tetangga Philipina.
Menurut Duta Besar Indonesia untuk Negara Iran, Oktaviano ALi Nurdin, tidak kurang dari 70.000 warga Iran berkunjung ke Indonesia untuk menyaksikan tahun baru Islam 1 Muharam. Menurutnya mereka tersebar di berbagai daerah di seluruh nusantara.
Disaat yang sama Walikota Pariaman Mukhlis Rahman menyatakan bahwa, Tabuik Pariaman merupakan iven terbesar yang diadakan pihaknya yang paling banyak mendatangkan pengunjung. Perputaran uang di Pariaman selama prosesi Tabuik sejak 1Muharam hingga tabuik dibuang ke laut tidak kurang dari Rp7 miliar.
Wakil Ketua DPRD Kota Pariaman Syafinal Akbar senada menyatakan tabuik adalah momen silaturahmi bagi warga Pariaman yang tersebar di berbagai daerah.
"Orang rantau umumnya akan pulang untuk menyaksikan Tabuik di buang ke laut. Mereka ada yang dari beberapa kota di Sumbar, kota tetangga luar provinsi hingga dari luar negeri. Ini merupakan momentum silaturahmi bagi kita warga Pariaman," ujarnya.
Ajo Syahril Amiruddin, tokoh masyarakat Pariaman staf ahli di DPR RI juga menyebutkan, Tabuik Pariaman tidak hanya situs budaya yang wajib dipertahankan setiap anak nagari.
Tabuik menurutnya merupakan ikon dan semboyan masyarakat Pariaman dalam kehidupan sehari-hari dalam alam demokrasi.
"Filosofi Tabuik sudah meresap kepada setiap individu warga Pariaman. Mereka dilatih sportif. Saat prosesi tabuik, gesekan gesekan baik emosianal, kalau dulu hingga pisik, tapi saat tabuik dibuang semua persoalan hilang. Mereka kembali seperti semula, tidak ada dendam sedikitpun," ungkap Ajo karib ia disapa.
Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang dibuang ke laut sekitar pukul 18.30 WIB. Puluhan ribu masyarakat menyaksikan dua tabuik itu bersemayam di laut Pantai Gandoriah.
OLP