Kapal tangkap ikan jenis bagan asal Karanaur Pariaman, karam dihempas gelombang pada pukul 03.00 WIB, Kamis dinihari (4/8) 10 mil dari bibir pantai Sungai Limau Padangpariaman. Bagan dengan merk lambung 'Isabela' milik pengusaha kapal Danil (46) itu bertolak dari Karan Aur sehari sebelumnya membawa 8 orang kru yang dinahkodai oleh Riki (25). Sebelum peristiwa naas menimpa, bagan melabuhkan sauhnya di tengah laut untuk menangkap ikan sekitar pukul 00.00 WIB.
Kapal Bagan menangkap ikan dengan cara menghidupkan lampu sebanyak-banyaknya agar ikan berdatangan mengikuti cahaya terang, kemudian menurunkan pukat untuk menangkap ikan yang telah berkumpul tersebut. Kapal bagan selalu menangkap ikan di tengah laut di saat musim kelam saat bulan menghilang.
Sekitar pukul 01.00 WIB, Riki menyadari cuaca memburuk seketika memerintahkan para ABK (anak buah kapal) untuk membongkar sauh dan mencari pulau terdekat untuk menyelamatkan diri. Terlambat bagi Riki dan para ABK, ombak ganas disertai angin kencang lebih dahulu menerjang dan menenggelamkan kapal kayu mereka di laut lepas di tengah gulitanya malam.
Syafril (45), nelayan asal Karanaur yang ikut terlibat dalam pencarian dengan Tim BPBD Kota Pariaman yang dikomandoi oleh Ismet dan Jamal, menceritakan, dari penuturan nelayan yang selamat, ketika kapal hendak karam nahkoda bersama 6 ABK segera menuju atap kapal sedangkan Ilun (50) masih berada di depan.
Cerita Syafril, nahkoda bersama semua ABK sudah berada di atas atap kapal dan menyiapkan alat pelampung seperti baju apung, derigen dan peralatan penyelamat lainnya, sedangkan Ilun masih berada di depan kapal sendirian.
"Tunganai (nahkoda) memanggilnya (Ilun) naik ke atap, kalau hanyut kita sama-sama hanyut, mati kita sama-sama mati. Kita pergi bersama pulang bersama-sama, jika mati, mati bersama," ungkap Syafril menirukan seruan nahkoda.
Terlambat bagi Ilun saat menuruti perintah nahkoda tiba-tiba gelombang besar menghantam kapal bertubi-tubi, Ilun terhempas ke laut dan singkat cerita baru pada pukul 11.00 WIB ditemukan oleh Tim Rescue BPBD Kota Pariaman dalam kondisi sangat lemah dan luka gores ringan di badannya.
"Ilun berhasil diselamatkan. Dia menggunakan tutup viber dan derigen yang digunakannya untuk tetap mengapung menyelamatkan diri," ucap Syafril.
Masih kata Syafril, nahkoda bersama ABK lainnya terus berpegangan di atas kapal. Meski kapal tenggelam tapi bagian atapnya tetap berada di permukaan laut. Nahkoda dan ABK yang berjumlah 7 orang tersebut akhirnya ditemukan lebih dulu oleh nelayan Sungai Limau pada pagi hari sekitar pukul 07.30 WIB. Mereka dievakuasi dengan perahu nelayan ke tepi dalam keadaan selamat.
Kepala BPBD Kota Pariaman, Yaminurizal, di RSUD Pariaman saat menemani Ilun dirawat mengatakan, pihaknya melakukan pencarian pada pukul 08.30 WIB dari Pasir Karanaur melibatkan nelayan setempat.
"Kita temukan Ilun setelah melakukan pencarian selama 2 jam dengan jarak lebih kurang 30 mil. Beliau ditemukan sekitar 6 mil dari bibir pantai Kamumuan, Sungai Limau Padangpariaman. Kita turunkan tim rescue yang paling berpengalaman, Alhamdulillah membuahkan hasil dan nelayan kita selamat," ungkapnya.
Yaminurizal memastikan semua biaya perawatan korban di RSUD Pariaman sepenuhnya ditanggung oleh Pemko Pariaman.
Terpisah, Wakil Walikota Pariaman Genius Umar merasa bersyukur atas selamatnya nelayan kapal tenggelam atas bantuan masyarakat dan pihak BPBD.
"BPBD dan masyarakat bekerja maksimal dan lincah, Alhamdulillah saudara nelayan kita semuanya bisa ketemu keluarganya kembali, Amin," kata Genius.
Ke depan, kata Doktor Ilmu Kebijakan Publik itu, Pemko Pariaman akan segera menerapkan SOP (standar operasional prosedur) terkait perlindungan kepada nelayan Pariaman.
"BPBD memantau cuaca, sedangkan DKP mengumumkannya kepada nelayan. Jika cuaca sangat tidak memungkinkan tentu nelayan lebih mementingkan keselamatan dirinya dari pada mengambil resiko tenggelam," pungkas Genius.
OLP