Penemuan anak buaya sepanjang lebih kurang 30cm di Batang Aie Taluak, Desa Sikapak berbatasan dengan Desa Tungka Selatan, Pariaman Utara, oleh warga, menandakan di sepanjang aliran sungai itu diduga terdapat habitat asli buaya. Penemuan buaya diketahui publik setelah fotonya diunggah ke jejaring sosial facebook.
"Jika ada anaknya pasti ada induknya. Kita akan cari karena bisa membahayakan bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Pariaman, Agusriatman, Jum'at, (4/3) via seluler.
Dia menghimbau agar seluruh masyarakat menghentikan seluruh aktifitas di sungai tersebut seperti mandi, memancing hingga mencuci.
"Hingga ada tindak lanjut dari kami bersama instansi terkait provinsi," tambahnya.
Dikatakannya saat ini dirinya sedang menuju lokasi penemuan anak buaya bersama dokter hewan dan tim, guna menemukan sarang dan induk buaya.
"Kita akan cari dan koordinasikan dengan pihak provinsi. Tapi yang pasti jika ditemukan akan kita tangkap dan serahkan kepada pihak provinsi untuk ditangkar, bukan untuk dibunuh," ungkap dia.
Sementara itu, Rudi (31) warga Pariaman menyebut, ditemukannya buaya dikarenakan terganggunya habitat asli reptil darat terbesar itu. Perkiraannya itu dilandasi pengetahuan yang ia dapat dari menonton chanel national geographic tentang kehidupan buaya.
"Bisa jadi habitat aslinya bukan di sungai itu. Mungkin buaya itu hijrah karena ekosistem tempat tinggalnya yang lama sudah rusak," kata Rudi.
OLP