Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pariaman bekerjasama Embassy Of Japan menggelar seminar budaya terkait 11 tahun gempa dan tsunami Samudera Hindia dalam sosialisasi yang bertajuk cerita bergambar (kamishibai) terhadap siaga bencana, bertempat di Balairung Pendopo Rumah Dinas Walikota Pariaman, Sabtu (26/3).
Acara yang dibuka oleh Wakil Walikota Pariaman, Genius Umar didampingi Sekretaris BPBD Kota Pariaman, Kardinal, diikuti sejumlah SKPD dengan peserta ratusan siswa SMP dan SMA sederajad se Kota Pariaman itu, menghadirkan narasumber pakar gempa dan tsunami Jepang, Yoko Takafuji, peneliti Pusat Kajian Wilayah Asia, Rikkyo University, Jepang.
Pada kesempatan itu Genius menuturkan bahwa negara Jepang merupakan negeri maju dalam manajemen dan pengelolaan bencana tanpa meninggalkan nilai tradisionalnya.
"Hal inilah yang menjadi dasar metode sosialisasi ini dilakukan, dan berharap pihak Jepang mau membantu Pemko Pariaman dengan studi banding langsung ke Jepang," kata dia.
Menurutnya, di Jepang terdapat berbagai disiplin ilmu dalam hal penanggulangan bencana baik modern maupun tradisional yang berguna bagi masyarakat dan Pemko Pariaman yang daerahnya sama-sama kawasan ancaman megatrust gempa tsunami.
“Tujuan acara ini untuk memberikan pendidikan siaga bencana kepada kita karena kita menyadari pentingnya memahami bencana tsunami sejak dini yang didasari oleh keprihatinan pada ketidakpahaman masyarakat terhadap bencana,” tutupnya.
Sementara itu, Yoko Takafuji, menjabarkan sosialisasi Kamishibai, makna dari cerita bergambar ala Jepang menyikapi bencana.
Kamishibai merupakan salah satu kebudayaan Jepang yang menceritakan suatu hal dengan menggunakan media gambar. Dengan media gambar tersebut pesan atau informasi dalam cerita yang disampaiakan mudah dipahami dan ditangkap oleh banyak orang.
Diketahui, selain bekerjasama dengan UNP, Yoko Takafuji yang didanai oleh Japan Fondation juga berkerjasama dengan Universitas Andalas, Universitas Bung Hatta dan Pemko Pariaman.
Sosialisasi tersebut disambut antusias oleh peserta yang tampak dari munculnya beberapa pertanyaan yang diajukan kepada Yoko Takafuji.
TIM/OLP