Ketua DPRD Kota Pariaman, Mardison Mahyuddin, mengungkap, bahaya narkoba sudah menjadi wabah nasional yang mesti diperangi bersama-sama.
Kata dia, di Pariaman, Selasa (29/3), siapa saja bisa tersandung narkoba, baik itu pihak eksekutif, legislatif, kepolisian, instansi vertikal bahkan hingga orang yang dinilai alim sekalipun.
"Untuk membersihkannya ibarat 'mamandian kudo' (memandikan kuda). Artinya tukang mandinya mandi duluan, baru kudanya dimandikan," sebut Mardison.
Menurut dia, lembaga yang dipimpinnya siap melakukan test urine narkoba dan umumkan kepada publik hasilnya.
"Tidak sekedar wacana. Saya akan datangkan petugas test urine secara mendadak. Seluruh anggota dewan termasuk saya, sekretariat, hingga tukang sapu di DPRD Kota Pariaman akan ditest urine-nya dan diumumkan hasilnya kepada publik melalui media massa," dia menegaskan.
Disamping itu, himbau dia, seluruh BUMD/BUMN dan instansi vertikal yang ada di Kota Pariaman melakukan hal serupa.
"Berkewajiban mempublikasikan hasilnya. Sekarang tampang orang rapi, berdasi, belum tentu bersih dari narkoba," kata dia.
Sementara itu, Yosri (43), warga Jati Hilir, Pariaman Tengah, mengaku menyambut baik langkah test urine yang akan dilakukan pihak Pemko Pariaman dan DPRD Kota Pariaman.
"Salut juga saya, walikota, wakil walikota dan ketua DPRD bersedia ditest urine-nya. Usul kami sebagai warga, hendaknya ada pula anggaran oleh pemerintah untuk melakukan test urine kepada para pelajar sekolah," kata Yosri.
Dia menilai saat ini kalangan pelajar sudah tidak asing lagi dengan perilaku menyimpang bahkan hingga menjadi pengguna narkoba.
"Hal itu dalam rangka menyelamatkan generasi muda. Kasihan kita, masih muda sudah menjadi pecandu narkoba," ujarnya.
Selain itu, imbuhnya, jika ditemukan remaja positif urinenya (narkoba), diharapkan ada tidak lanjut bersifat persuasif.
"Langkah terbaik hemat saya tentu rehabilitasi. Pertanyaannya, fasilitas itu yang tidak ada di Pariaman," kata dia.
OLP