Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

GMT di Pariaman 95%, Warga Diharap Gunakan Kacamata Khusus

8 Maret 2016 | 8.3.16 WIB Last Updated 2016-03-08T03:13:09Z



Siang hari akan berubah menjadi malam bagi jutaan orang saat bulan melintas tepat di depan matahari dan menyebabkan gerhana matahari total (GMT).

Pada hari Rabu besok, 9 Maret 2016, sekitar pukul 07.30 s/d 08.00 WIB, sebagaimana diprediksi sebelumnya, provinsi Sumatera Barat umumnya, Kota Pariaman dan Padangpariaman khususnya, dapat menyaksikan fenomena alam langka (GMT) tersebut.

Fenomena yang sama juga dapat terlihat di belahan dunia lainnya seperti di Australia, Hawaii dan beberapa negara Asia Tenggara. Gerhana matahari total dianggap sebagai salah satu fenomena alam paling mengesankan yang terjadi di Bumi.

Menurut rilis Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, Gerhana matahari total ini pernah terjadi sebelumnya di Indonesia, yaitu pada tahun 1983, 1988, dan 1995. Gerhana matahari total yang akan terjadi pada 9 Maret 2016 diperkirakan baru akan terjadi lagi pada tahun 2023 mendatang.

Ketua DPRD Kota Pariaman, Mardison Mahyuddin, mengajak masyarakat agar melaksanakan sholat gerhana sebagaimana sunah Rasulullah.

"Rasulullah SAW menyunnahkan umatnya setiap terjadi gerhana agar menadahkan muka, menghadap Allah SWT dengan mengerjakan shalat secara berjamaah sesuai hadis yang diriwayatkan Bukhari-Muslim," kata Mardison, Selasa (8/3) di Pariaman.

Sholat gerhana, kata Mardison bisa dilakukan di halaman Balaikota Pariaman dan di mesjid-mesjid.

"Bagi yang ingin menyaksikan fenomena GMT diharapkan memakai kacamata khusus yang banyak dijual pedagang atau kacamata tukang las untuk melindungi mata kita dari radiasi," ungkapnya.

Walikota Pariaman, Mukhlis Rahman, secara resmi juga telah mengajak masyarakat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) agar melaksanakan sholat gerhana di halaman Balaikota Pariaman, Rabu besok.

Himbauan itu dia sampaikan saat wirid rutin ASN Pemko Pariaman di Masjid Nurul Iman, Kampung Tarandam, Jumat, lalu.

“Jika cuaca mendukung, sholat akan kita pusatkan di halaman Balaikota Pariaman, bagi yang berhalangan hadir bisa melaksanakan sholat di seluruh masjid yang berada di wilayah kita,” ajak dia.

Menurut dia, GMT di Pariaman merupakan peristiwa istimewa karena diperkirakan dalam prosentase sekitar 95%, di mana di belahan dunia lainnya hanya berkisar 50 s/d 60 persen.

"Ini merupakan bukti keagungan sang Pencipta dengan mensejajarkan posisi bumi, bulan dan matahari. Menunjukkan bukti kekuasaan yang agung diluar kemampuan manusia," ungkapnya.

OLP
×
Berita Terbaru Update