Silaturahmi akbar di awal kepemimpinan kedua Ali Mukhni sebagai Bupati Padangpariaman yang saat ini didampingi Suhatri Bur sebagai wakil bupati dan dihadiri ratusan tokoh masyarakat Minangkabau tingkat nasional, menandakan Ali Mukhni "baurang banyak" sinonim orang yang pintar bergaul.
Seorang pemimpin dituntut bisa menggandeng seluruh unsur lapisan masyarakat dari berbagai strata sosial. Baik itu untuk membantunya dalam memuluskan pembangunan yang mesti ditarik dari pusat, hingga akses ke bawah dengan masyarakat badarai untuk melancarkan program pembangunan di lapangan.
Satu hal yang patut kita garisbawahi dari Ali Mukhni saat silaturahmi, Sabtu (27/2) lalu di halaman IKK Parit Malintang adalah saat beliau mengundang mantan Bupati Padangpariaman, Nasrul Syarun, di mana hampir semua orang hampir melupakannya.
Nasrul, mantan bupati yang nasibnya saat ini tidak sebaik yang kita bayangkan terlihat bahagia dan tersanjung diantara tamu terhormat lainnya. Mantan bupati yang dikenal dekat dengan wartawan dan pernah merasakan dinginnya tembok penjara itu merasa dihargai dan diorangkan oleh Ali Mukhni. Perihal menghargai orang, memanusiakan orang, pemimpin lain patut kiranya belajar ke Ali Mukhni.
Satu hal yang menjadi catatan saya tentang acara silaturahmi tersebut ialah ketulusan Ali Mukhni sebagai seorang pemimpin yang selalu ingin didampingi dalam membangun Padangpariaman. Dia berusaha melibatkan tiap individu sesuai skill dan keahliannya dalam rangka membangun Padangpariaman. Dia juga tidak alergi akan kritikan sekeras apapun sebatas dilontarkan dengan cara bijaksana dan elegan.
Padahal, jika kita bicara politik, di tahun kedua masa kepemimpinannya, Ali Mukhni bisa memimpin tanpa beban. Jika dia hanya mengejar jabatan semata bisa saja dia menjalankan roda pemerintahan dengan aman jika hanya sekedar membelanjakan APBD yang lumayan besar. Toh dia tidak berharap dipilih kembali untuk menjadi bupati buat periode ketiga kalinya.
Padangpariaman, Kota Pariaman, hemat saya punya pemimpin dedikatif yang masing-masingnya punya style tersendiri. Antara Walikota Pariaman Mukhlis Rahman dan Ali Mukhni, dua pribadi yang memikirkan kemajuan daerahnya, namun punya sense leadership berbeda.
Masa depan suatu daerah adalah tanggungjawab seluruh elemen yang memiliki jiwa historis serta tanggungjawab terhadap kampung halamannya di manapun dia berada. Konsep membangun itu penjabarannya sangat luas yang tidak bisa dicover hanya oleh pemerintahan daerah saja.
Ada bagian-bagian yang sangat tabu dia sentuh semacam kearifan lokal. Hal itu melibatkan berbagai pihak di mana pemerintah memposisikan diri hanya sebagai fasilitator yang bijak.
Sebagai bagian dari elemen masyarakat Piaman, marilah kita bersama-sama membangun Pariaman, baik kota dan kabupaten sesuai talenta kita masing-masing. Sesuai skill yang kita miliki masing-masing dilandasi kecintaan dan rasa memiliki daerah tumpah darah kita yang agung.
Catatan Oyong Liza Piliang