Cuaca ekstrim, kadang suhu panas jauh di atas suhu rata-rata, kemudian tiba-tiba hujan lebat disertai angin kencang seketika di pertengahan bulan Februari ini berakibat bencana di beberapa daerah di Sumbar seperti banjir bandang, pohon tumbang dan gangguan dehidrasi akibat suhu panas yang mencapai 35 derajat celcius.
"Kita masuk badai "el-nino kering" yang melanda sejumlah negara. Dari data yang kami terima dari BMKG dan BPBD Sumbar, fenomena el-nino akan berakhir hingga bulan April nanti," kata Kepala BPBD Kota Pariaman, Yaminurizal di Pariaman beberapa waktu lalu.
Menurut dia, el-nino tahun 2016 jauh lebih parah dibanding tahun 2015 lalu. Akibat cuaca yang berubah-ubah sewaktu-waktu itu pihaknya meminta kepada masyarakat agar selalu waspada.
"Jika angin kencang jauhi pohon. Angin kencang berpotensi puting beliung bisa saja terjadi meski kemungkinan itu sangat kecil jika merunut riwayat bencana puting beliung di Pariaman," ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Padangpariaman Ali Mukhni mengatakan dirinya bersama sejumlah kepala daerah di Sumbar sudah melakukan rapat terbatas dipimpin Gubernur Sumbar menghadapi dan penanggulangan potensi bencana alam oleh el-nino.
"Gubernur meminta sejumlah kepala daerah menormalisasi sungai-sungai untuk mengatasi banjir. Kepala daerah juga diminta tidak sering keluar daerah," ungkap Ali Mukhni.
Dari sisi kesehatan perubahan cuaca ekstrim juga berdampak buruk. Suhu panas berlebihan kemudian hujan lebat secara tiba-tiba bisa menyebabkan berkembangnya sejumlah penyakit.
"Hidung saya tersumbat dan kerongkongan kering. Saya istirahat saja di rumah," kata Rahmi (27) warga Pariaman, Sabtu (20/2).
Menurutnya perubahan cuaca secara tiba-tiba baru kali ini dia rasakan.
"Biasanya, kalau cuaca panas ya panas, jarang turun hujan lebat secara tiba-tiba," kata dia.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman meminta seluruh warga agar meningkatkan asupan gizi untuk menjaga ketahanan tubuh selama el nino berlangsung.
"Perbanyak asupan buah dan minum air putih. Jika badan panas karena cuaca berlebihan segera lap badan dengan handuk basah," sarannya.
El Nino adalah suatu gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut (sea surface temperature-SST) di samudra Pasifik sekitar equator (equatorial pacific) khususnya di bagian tengah dan timur (sekitar pantai Peru). Karena lautan dan atmosfer adalah dua sistem yang saling terhubung, maka penyimpangan kondisi laut ini menyebabkan terjadinya penyimpangan pada kondisi atmosfer yang pada akhirnya berakibat pada terjadinya penyimpangan iklim.
Dalam kondisi iklim normal, suhu permukaan laut di sekitar Indonesia (pasifik equator bagian barat) umumnya hangat dan karenanya proses penguapan mudah terjadi dan awan-awan hujan mudah terbentuk. Namun ketika fenomena el-nino terjadi, saat suhu permukaan laut di pasifik equator bagian tengah dan timur menghangat, justru perairan sekitar Indonesia umumnya mengalami penurunan suhu (menyimpang dari biasanya). Akibatnya, terjadi perubahan pada peredaran masa udara yang berdampak pada berkurangnya pembentukan awan-awan hujan di Indonesia.
Fenomena el-nino diamati dengan menganalisis data-data atmosfer dan kelautan yang terekam melalui weather buoy yaitu suatu alat perekam data atmosfer dan lautan yang bekerja otomatis dan ditempatkan di samudra.
Di samudra pasifik, setidaknya saat ini terpasang lebih dari 50 buah buoy yang dipasang oleh lembaga penelitian atmosfer dan kelautan Amerika (National Oceanic and Atmospheric Administration-NOAA) sejak 1980-an. Dengan alat-alat inilah didapatkan data suhu permukaan laut sehingga bisa melakukan pemantauan terhadap kemunculan fenomena el-nino.
Fenomena el-nino bukanlah kejadian yang terjadi secara tiba-tiba. Proses perubahan suhu permukaaan laut yang biasanya dingin kemudian menghangat bisa memakan waktu dalam hitungan minggu hingga bulan.
Karena itu pengamatan suhu permukaan laut juga bisa bermanfaat dalam pembuatan prediksi atau prakiraan akan terjadinya el-nino.
OLP