Mayoritas nelayan di sepanjang pantai Pariaman mengaku takut melaut karena cuaca buruk disertai angin kencang dan gelombang laut.
"Kemarin kita turun (melaut) dapat ikan tidak seberapa. Hari ini mayoritas tidak turun karena gelombang besar disertai angin kencang," kata Ujang (48) nelayan di Desa Pauh Barat, Rabu (17/2).
Menurut dia, jika cuaca mereda sore harinya, para nelayan berupaya melaut untuk mengail (memancing) ikan di karang sekitaran pulau.
"Kita tidak berani jauh dari pulau karena cuaca bisa saja berubah tiba-tiba," terangnya.
Nelayan Pariaman dikatakan dia memang lebih banyak melakukan aktifitas sampingan akibat kondisi cuaca tidak menentu.
"Kadang kita ngojek dan parkir (juru parkir) untuk penuhi kebutuhan rumah tangga," kata dia.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pariaman, Yaminurizal, menyebutkan cuaca ekstrim akan terus berlangsung hingga bulan April.
"Kita masuk Elnino kering, angin kencang berpotensi puting beliung," ungkapnya via seluler.
Nelayan Pariaman menurut dia memiliki kearifan lokal akan prakiraan cuaca.
"Mereka sesungguhnya lebih tahu dari kita perihal cuaca. Kearifan lokal nelayan belajar dari kisaran bulan dan bintang secara turun menurun. Mereka tahu kapan akan melaut dan kapan mengurungkan diri," sebutnya.
OLP
