Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Lipsus Malam Tahun Baru: Romantisme Gandoriah Bertabur 1000 Lampion

1 Januari 2016 | 1.1.16 WIB Last Updated 2016-01-01T13:43:42Z


Pantai Gandoriah beserta area sekitarnya dipadati puluhan ribu pengunjung untuk menyaksikan acara malam detik-detik pergantian tahun. Pemandangan berbeda itu sudah terlihat sejak sore harinya. Mulai dari Pantai Kata Pariaman, Pantai Cermin dan pusat keramaian di Pantai Gandoriah itu sendiri.

"Setahun" di Pantai Gandoriah (2015 in 2016) dimeriahkan ragam acara. Diantaranya pagelaran seni budaya, band dengan artis lokal dan ibukota, serta acara pamuncak pesta kembang api dan pelepasan 1000 lampion ke udara di sepanjang Pantai Gandoriah.




Menurut Wakil Walikota Pariaman, Dr. H. Genius Umar, M.Si, di Pelataran Parkir Ujung Muaro, Jum'at pukul 00:20 WIB (1/1/2016), acara tersebut menegaskan kepada Indonesia bahwa Kota Pariaman merupakan daerah tujuan wisata yang sedang berkembang pesat.

Untuk peningkatan pariwisata, kata dia, sepanjang tahun 2015 dibangun berbagai sarana publik di sepanjang pantai Pariaman diantaranya, taman-taman, rumah pohon, wahana cahaya, skateboard area, serta pembangunan dermaga di Pulau Angso Duo.

"Kemudian progress di tahun 2016 adalah membangun dermaga Pariaman, membuka kawasan wisata di Pauh, Ampalu, Manggung sampai Naras. Nah, oleh sebab itu masyarakat memanfaatkan momentum ini untuk membangun UMKM-nya," kata dia.

Selama tahun 2015, ungkap dia, terjadi peningkatan drastis kunjungan wisata ke Kota Pariaman sebanyak 2,6 juta pengunjung.

"Tahun 2016 akan meningkat seiring pembangunan yang akan kita lakukan. Pertumbuhan pasar (pariwisata) yang begitu cepat harus diiringi oleh birokrasi dan masyarakat. Makanya seluruh dinas keroyokan membangun untuk menunjang sektor pariwisata Pariaman," jelas mantan pejabat sekretariat di DPD RI itu tangkas.

Imbuh dia, pembangunan sektor sumber daya manusia (SDM) pariwisata menjadi perhatian serius oleh Pemko Pariaman. Karena menurut dia, tanpa dukungan semua pihak, pembangunan itu akan jalan ditempat.

"Secara berkesinambungan kita melatih masyarakat sadar wisata dan itu akan terus berjalan. SDM wisata Pariaman hari ini sudah mulai terlihat dengan lahirnya kelompok-kelompok pemuda kreatif sadar wisata. Pariaman telah menciptakan nuansanya tersendiri," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Kadis Budpar) Efendi Jamal, menyebutkan, malam tahun baru di Pariaman sudah ditunggu-tunggu wisatawan beberapa hari sebelumnya sehingga semua hotel dan penginapan penuh.

"Dengan anggaran untuk ke semua acara yang hanya Rp138 juta, perputaran uang jelang malam tahun baru di Pariaman itu milyaran rupiah. Masuk ke kantong-kantong pedagang kecil, rumah makan, seluruh hotel dan penginapan. Dari sisi marketing Kota Pariaman sangat diuntungkan dengan acara ini," sebut dia.

Dia bersyukur, selama acara berlangsung, masyarakat pengunjung yang datang dari berbagai kota seperti Jambi, Riau, Sumatera Utara, Jakarta dan kota lainnya di Sumbar menginap di Kota Pariaman.

"Dengan momentum ini tentu investor tidak berpikir panjang untuk menanamkan modalnya di Pariaman. Perihal keamanan, Kota Pariaman adalah kota yang aman bagi pengunjung karena semua pemuda lokal sudah menjadi bagian masyarakat sadar wisata," tandasnya.

Sementara itu, Ilham (36) dan Yuni (32) pasutri asal Pekanbaru Riau mengaku sudah 5 hari menginap di salah satu hotel di Pariaman untuk menikmati indahnya wisata Pariaman disamping pesta malam pergantian tahun. Mereka mendapatkan satu lampion untuk dilepaskan ke udara.

"Tiap hari kita kemana-mana, dari pulau, penangkaran penyu, kuliner, dan santai di Pantai tidak terasa sudah lima hari kita di sini. Kita memang orang Pariaman, tapi lahir besar di Riau dan sudah lama tidak pulang kampung. Ketika liburan akhir tahun, pilihan kita adalah Bandung dan Bukittinggi. Namun dengan geliat wisata Pariaman yang sangat menggelegar di sosial media bikin kita penasaran," kata Yuni, ibu dua anak Reva (9) dan Diva (7) semangat.

Kata dia, pilihan liburan akhir tahun di Pariaman ternyata melebihi ekspektasinya.

"Kita pikir sebelumnya biasa-biasa saja apalagi isu main pakuak pedagang sempat bikin kita enggan. Eh ternyata semua itu hanya isu-isu saja. Kami makan di luaran tiap hari murah-murah kok," imbuhnya.

Yuni berharap, dengan tingginya tingkat kunjungan wisata ke Pariaman harus diiringi tempat parkir yang luas.

"Kita lihat pas masuk ke pantai tadi terjadi kemacetan parah. Kantong-kantong parkir mesti ditambah ya, agar acara-acara besar arusnya lancar," kata dia.

Selama di Pariaman, aku dia, belum ada peristiwa yang tidak dia inginkan terjadi.

"Aman-aman saja. Nuansanya adem gitu, apalagi di Pantai Kata, taman Anas Malik, serasa di Bali," pungkasnya.

OLP
×
Berita Terbaru Update