Ketua DPRD Kota Pariaman Drs. Mardison Mahyuddin, MM, penghobi olahraga bersepeda. Menurutnya olahraga itu selain menyehatkan juga sekaligus sarana penjemput aspirasi baginya. Kegiatan itu dia lakukan dengan santai sambil menghirup segarnya udara pagi. Tempat-tempat yang dia kunjungi berfariasi mengitari empat kecamatan yang ada di Kota Pariaman.
Sebelum berangkat biasanya Mardison hanya sarapan secukupnya saja di rumah. Air putih selalu dia sediakan dalam tabung air minum yang menempel terus di sepedanya.
"Saya lebih suka sendirian bersepeda dan itu sudah saya lakukan enam (6) tahun lebih," kata Mardison, Sabtu pagi (16/1).
Kata dia, bersepeda sendirian di hari Sabtu dan Minggu mengitari Kota Pariaman adalah sarana komunikatif melingkar (curve-communication) dengan masyarakat. Dengan itu dia merasa lebih leluasa dan tidak ada sekat dengan warga. Begitu pun sebaliknya.
Sebagai putra asli daerah, kata Mardison, semua warga Kota Pariaman jarang tidak mengenalnya. Maka dari itu di hari libur tersebut dia pergunakan dengan baik dalam rangka mempererat tali silaturahim yang telah lama terjalin.
"Paling tidak lima kedai saya singgahi sekali bersepeda. Kebiasaan masyarakat kita berdialetika di lapau-lapau itu saya tampung dan jadi masukan. Kemudian karena kesibukan kerja terkadang kita tidak sempat bertegur sapa dengan warga. Oleh karena itu saya sediakan waktu khusus Sabtu Minggu hanya untuk menemui warga," kata Ketua DPD Golkar Pariaman ini.
Mardison menuturkan, tugas pokok anggota dewan sesungguhnya adalah melayani. Anggota dewan menurutnya tidak boleh merasa lebih tinggi dari masyarakat. Apalagi hingga menjauhi masyarakat karena takut disodori proposal.
"Karena atas kepercayaan masyarakatlah kita diberikan amanah. Amanah itu tanggung jawabnya sangat berat hingga ke akhirat," katanya.
Mardison beralasan, beratnya tanggung jawab sebagai pemimpin dia rasakan saat beberapa aspirasi masyarakat yang dititipkan kepadanya belum terwujud karena terbatasnya anggaran dan skala prioritas dalam pembangunan.
"Jika ada yang belum terwujud bukan berarti ingkar janji tapi pekerjaan yang tertunda bagi saya. Saya mencatat setiap apa yang akan saya lakukan ke depan dan selalu mengingatnya. Makanya ketika ketemu orang yang minta bantuan sering saya ingatkan 'Kok proposalnya belum dimasukan? Anggarannya sudah tersedia'," ungkapnya.
Sejauh ini, sebagai Ketua DPRD Kota Pariaman, melalui Badan Musyawarah, DPRD Kota Pariaman telah menetapkan hari Senin dan Selasa sebagai hari terima dan jemput aspirasi anggota dewan. Ide itu dia dapat saat bersepeda.
"Senin semua komisi harus berada di kantor untuk melayani masyarakat yang datang ke kantor DPRD. Baik itu berupa aspirasi, masukan hingga keluhan masyarakat. Hari Selasa nya dijawab langsung dengan melakukan kunjungan ke lapangan," jelas Ketua Mesjid Raya Kampung Baru itu.
OLP