Oleh Oyong Liza Piliang
Sejumlah kajian menyebut dan mengarahkan opini bahwa Kota Pariaman akan melaju pesat dan dikenal luas, meningkatnya PDRB, PAD, membangkitkan sektor lainnya, oleh sebuah potensi pembangunan dunia kepariwisataan. Pendapat itu saya amini setelah melalui serangkaian kajian dan penelitian pula.
Dunia pariwisata yang telah digaris-bawahi tersebut pun diketahui pula didukung oleh sumber daya alam mumpuni. Sebutlah hamparan pantai sepanjang 12 Km terpapar indah, pepulauan yang memukau, objek wisata bawah laut nan menakjubkan, konservasi penyu sebagai wisata ekologi dan edukasi, ditambah kultur budaya berupa seni, kerajinan hingga kuliner.
Pantai yang satu terlihat lebih indah dari pantai lainnya. Begitulah Pantai Pariaman begitu eksotik punya daya tarik tersendiri.
Penataan objek wisata hemat saya selain memperindah dan memberi kenyamanan kepada pelancong yang datang juga mesti menguntungkan bagi masyarakat yang memanfaatkan momen parsial tersebut untuk tumbuh kembang mandiri secara ekonomi. Pariwisata mesti diarahkan untuk kemajuan masyarakat sebagai cita-cita utama pembangunan.
Membangkitkan sumber daya masyarakat (SDM) tidak bisa serta merta, pun tak bisa pula terlalu langsam jalannya. Pengoptimalan potensi wisata harus sejalan dengan pembangunan SDM. Masyarakat sadar wisata haruslah dilatih oleh tenaga profesional sesuai standar baku wisata itu sendiri.
Sebagaimana diketahui, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan dalam jangka waktu sementara.
Pembangunan kepariwisataan memerlukan (harus) dukungan dan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan di bidang pariwisata. Masyarakat yang saya sebut di atas adalah salah satu unsur penting pemangku kepentingan untuk bersama-sama dengan pemerintah dan kalangan usaha/swasta bersinergi melaksanakan dan mendukung pembangunan kepariwisataan itu sendiri.
Oleh karena itu pembangunan kepariwisataan harus memperhatikan posisi, potensi dan peran masyarakat baik sebagai subjek atau pelaku maupun penerima manfaat pengembangan, karena dukungan masyarakat turut menentukan keberhasilan jangka panjang pengembangan kepariwisataan. Kegagalan membangun, mempertahankan kepariwisataan hampir semuanya oleh gagalnya membangun SDM sadar wisata.
Dukungan masyarakat dapat diperoleh tentu melalui penanaman kesadaran masyarakat akan arti penting pengembangan kepariwisataan. Untuk itu dibutuhkan proses dan pengkondisian untuk mewujudkan masyarakat yang sadar wisata. Semuanya perlu dukungan pendanaan dari berbagai sumber. Penanaman modal terhadap pembangunan SDM merupakan langkah terbijak.
Masyarakat yang sadar wisata sebagaimana daerah percontohan wisata sukses semacam Bali, akan dapat memahami dan mengaktualisasikan nilai nilai penting yang terkandung dalam Sapta Pesona. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang diciptakan itu komponen penting dalam masyarakat yang memiliki peran dan kontribusi vital dalam pengembangan kepariwisataan di daerahnya.
Keberadaan Pokdarwis tersebut perlu terus didukung dan dibina sehingga dapat berperan lebih efektif dalam turut menggerakkan partisipasi masyarakat lainnya untuk mewujudkan lingkungan dan suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan di sekitar destinasi pariwisata.
Kita sudah memulainya. Hasil dari sebuah usaha adalah seberapa besar upaya yang dilakukan untuk itu. Kesuksesan adalah saat persiapan bertemu kesempatan.
OLP