Dalam rangka meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) aparatur sipil negara (ASN) di bidang pengelolaan informasi dan komunikasi serta kompetensi profesi wartawan yang sehari-hari meliput di Pariaman, Pemerintah Kota Pariaman melalui Bagian Humas bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pariaman menggelar kegiatan bertajuk Pelatihan Jurnalistik bagi Insan Pers dan Humas Pemko Pariaman, bertempat di Aula Pertemuan Hotel Nantongga Pariaman, Sabtu (5/11).
Acara yang dibuka oleh Wakil Walikota Pariaman Genius Umar itu, menghadirkan dua orang narasumber Rahmat Wartira dan Sukri Umar. Rahmat Wartira (57), selain seorang praktisi hukum, mantan direktur LBH Padang, juga pelaku dan pemerhati media yang pernah menjabat Ombudsman di salah satu perusahaan media terbesar di Sumatera Barat. Sedangkan Sukri Umar (38), sebagaimana diketahui adalah Direktur Utama Koran Harian Padang Ekspres yang telah mengantongi kompetensi wartawan utama, sertipikasi tertinggi di bidang kompetensi kejurnalistikan.
Disamping pelatihan jurnalistik bagi 24 staf dari Bagian Humas, Dinas Budaya dan Pariwisata serta Bidang Komifo, belasan wartawan yang bekerja di berbagai media, baik cetak, radio, televisi maupun online, juga dibahas pemahaman Undang Undang (UU) nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
Acara tersebut dibagi dua sesi, di mana sesi pertama mengupas tentang aplikasi UU KIP bagi pemerintah dan wartawan dengan pemateri tunggal Rahmat Wartira.
Rahmat Wartira menyebutkan, dengan UU KIP pemerintah memberi kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat menjadi media kontrol terhadap semua hal melalui keterbukaan informasi yang wajib diberikan oleh setiap penyelenggara negara atau lembaga yang mengelola dan hidup dari uang negara.
"Bebas, tapi ada batasan jika informasi tersebut bisa membahayakan negara. Maka dari itu setiap daerah seharusnya sudah membentuk Komisi Informasi. Banyak daerah saya lihat belum membentuk Komisi Informasi padahal hal itu bersifat wajib. UU KIP menjamin seluruh warga negara bisa mengakses seluruh informasi secara terbuka tapi tidak telanjang," ungkap Rahmat Wartira.
Sesi kedua adalah pelatihan tekhnik pembuatan berita, artikel dan opini oleh Sukri Umar. Putra Lubuk Alung yang mengawali karier jurnalistik tahun 2001 di Pariaman itu menerangkan materi secara lugas. Dia juga menghimbau agar wartawan menjadikan membaca karya jurnalistik orang lain terutama tajuk berita dan opini di media besar nasional semacam Kompas dan Tempo.
"Dari sana kita bisa belajar mengembangkan diri," ujar Sukri.
Sebelumnya, saat membuka acara, Wakil Walikota Pariaman Genius Umar didampingi Kabag Humas Hendri menyebutkan, setiap SKPD adalah fungsi humas di dinasnya masing-masing.
"Terkusus lagi bagi staf di Bagian Humas. Semuanya harus bisa menulis berita karena Bagian Humas adalah corong utama pengelola informasi," kata Genius.
Sedangkan posisi wartawan di mata pemerintah, ungkap Genius, merupakan mitra terbaik yang akan menjadi penyambung lidah pemerintah kepada masyarakat luas.
"Saya yakin wartawan di Pariaman bersama jaringan luas yang dimilikinya mampu mengangkat dan mempublikasikan seluas-luasnya potensi wisata Kota Pariaman. Kemudian, setiap PNS di Pemko Pariaman, saya berharap bisa menjadi marketing bagi daerahnya. Dengan adanya pelatihan ini, saya pikir hal itu bisa kita wujudkan," sebut Genius.
Ketua PWI Pariaman Ikhlas Bakri pada kesempatan itu menyebutkan agar wartawan dalam menjalankan profesinya taat dan patuh pada UU Pokok Pers dan Kode Etik Jurnalistik Indonesia.
Kata dia, profesi wartawan, mesti wartawan pula yang menjaga wibawa dan martabatnya.
"Jika kita memantapkan hati dan memilih profesi wartawan sebagai karier, jagalah dengan baik roh jurnalistik itu," harap Ikhlas.
Acara tersebut juga dihadiri oleh wartawan paling senior dan paling dihormati di Pariaman, Nasrun Jon. Dengan rendah hati mantan Ketua PWI itu malah duduk dibarisan peserta.
"Tidak apa-apa, saya kan juga masih ingin belajar. Perkembangan jurnalistik sekarang sudah berkembang begitu pesat," ungkap niniak mamak Pariaman tersebut santai.
OLP