Tingginya angka kematian bayi, ibu dan balita di Sumatera Barat turut menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kota Pariaman. Pada tahun 2014 dan 2015 di Kota Pariaman
terdapat 6 kasus kematian pada Ibu saat hamil ataupun setelah melahirkan (masa
nifas).
Laporan tersebut disampaikan oleh Kabid Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Eva Yulia Delwita, SST dalam Rapat Koordinasi Penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi tingkat Kota Pariaman di Aula Balaikota Pariaman, Senin (9/11/2015).
Rapat koordinasi yang diikuti oleh sebanyak 104 orang peserta dari puskesmas serta kepala desa dan lurah se-Kota Pariaman itu menghadirkan narasumber sekaliber Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes dari Fakultas Kedokteran UNAND.
Menurut Walikota Pariaman Mukhlis Rahman, tingginya angka kematian ibu disebabkan oleh adanya infeksi pada masa kehamilan, emboli air ketuban pada saat persalinan dan gagal ginjal pada masa nifas.
“Kita sudah mengetahui apa yang menjadi penyebab kematian ibu dan balita. Sekarang kita tinggal memikirkan dan mencarikan solusi agar kematian ibu dan balita ini dapat ditekan di Kota Pariaman,” kata Mukhlis.
Kepada seluruh kepala desa Mukhlis berharap agar dekat dengan masyarakat dan melakukan pemantauan kondisi warga di desanya masing-masing.
”Dengan adanya fasilitas yang terurus, bersih/higienis, serta pelayanan bidan atau pun perawat di puskesmas yang dapat memuaskan masyarakat, dengan disiplin yang tinggi baik dari segi waktu maupun bentuk pelayanan harus lebih ditingkatkan."
"Tidak hanya bidan atau perawat, kepala desa juga harus memiliki sikap disiplin dan pola pikir yang maju sehingga angka kematian ibu dan balita di Kota Pariaman tidak terjadi lagi,” tutup Mukhlis.
Rza