Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pelajaran Arti Tanggungjawab dari Mulyadi Sang Penambang Pasir Yang Hilang

15 November 2015 | 15.11.15 WIB Last Updated 2015-11-15T07:04:31Z




Puluhan wartawan juga siaga satu atas peristiwa hilangnya salah seorang penambang pasir di aliran sungai Batang Mangoi, Sabtu kemarin. Puluhan awak media dari berbagai koran, televisi, online silih berganti mendatangi tempat kejadian peristiwa, mulai dari Kuraitaji hingga ke Muaro Sunur. Hingga malam dan pagi ini (Minggu 15/11) belum ada pihak berwenang menyatakan telah menemukan korban hilang tersebut. Koordinasi via telpon terus dilakukan oleh wartawan dengan pihak BPBD.

Korban bernama Mulyadi (35) itu dikenal masyarakat mengidap penyakit serangan kejang. Mereka menyebutnya dengan istilah Sawan atau bahasa kedokterannya adalah Epilepsi. Dalam dunia medis, seseorang didiagnosis dengan epilepsi setelah mengalami kejang sebanyak beberapa kali.

Tingkat keparahan kejang pada tiap penderita epilepsi berbeda-beda. Ada yang hanya berlangsung beberapa detik dan ada juga yang hingga beberapa menit. Ada yang hanya mengalami kejang pada sebagian tubuhnya dan ada juga yang mengalami kejang total hingga menyebabkan kehilangan kesadaran.

Kisah Mulyadi hilang dan dibawa arus tersebut menyedihkan memang. Anak lelakinya Fiki berumur 13 tahun telah berusaha sekuat tenaga menyelamatkan ayahanda tercinta, namun apadaya tenaga Fiki tidak sanggup menahan bobot badan ayahnya saat diseret oleh arus. Batinnya menjerit saat melihat tubuh ayahnya ditarik derasnya aliran Sungai Batang Mangoi, hingga hilang dari penglihatan bocah malang itu. Tangan mungilnya dipaksa lepas dari tubuh ayahnya. Fiki selayaknya diberikan psikolog pendamping agar traumatis yang menimpa dirinya tidak mengganggu alam bawah sadarnya.

Keluarga Mulyadi alangkah berdukanya saat ini. Batin mereka gundah gulana dan mungkin telah siap menerima segala kemungkinan terburuk. Mulyadi sebagai tulang punggung keluarga meski memiliki keterbatasan fisik oleh penyakitnya itu adalah seorang yang bertanggungjawab. Kepala keluarga yang bekerja keras membanting tulang delapan kerat demi menghidupi keluarganya. Selama atau saat dia menambang, Mulyadi tiga kali dilaporkan masyarakat diserang penyakit kejang, namun selalu tertolong oleh rekan-rekannya sesama penambang.

Kepada tim gabungan yang hingga kini terus melakukan pencarian tertumpang harapan besar, baik oleh pihak keluarga maupun atas keprihatinan masyarakat Pariaman.

Apapun yang terjadi pada Mulyadi, jika telah ditemukan nanti, secara pribadi dan seorang ayah, saya aturkan hormat yang besar kepada dia sebagai pahlawan keluarga. Dia menyadarkan kita semua akan betapa besarnya arti kata tanggungjawab jika diresapi. Arti mengemban amanah sebagai seorang kepala rumah tangga. 


Di tengah keterbatasan fisik, dia adalah lelaki spartan yang pantang menyerah dalam kerasnya pertarungan ekonomi dalam menghidupi keluarga. Dia bertarung di level paling tinggi, sehabis batas kemampuannya.

OLP
×
Berita Terbaru Update