Kejuaraan Internasional Pariaman ASTC Triathlon Asian Cup 2015 di Pantai Gandoriah Pariaman berakhir siang ini dari dua hari perhelatan, Minggu, (29/11) memperlombakan dua laga pamungkas kelas Age Group Triathlon male only dan Age Group Duathlon male and female usia 18 tahun ke atas.
Eva Desiana diapit Ketua Dekranasda Kota Pariaman Reni Mukhlis dan Ketua GOW Lucy Genius
Untuk kelas Age Group Triathlon male only diikuti oleh 7 elit (atlit federasi triathlon) Asia Tenggara yakni, Indonesia, Malaysia dan Filipina. Kategori yang memperebutkan total hadiah uang tunai senilai Rp 74 juta itu para sprinter mesti menuntaskan renang di laut sejauh 1,5 Km (2 laps) diteruskan bersepeda menempuh jarak 40 Km (4 laps) dan terakhir run (berlari) menempuh jarak 10 Km (2 laps) menuju garis finish.
Atlit Yan Bahtiar mencatatkan waktu 02:12:32 detik dan berhasil menerobos pita di garis finish di halaman pantai Gandoriah. Disusul posisi kedua dengan catatan waktu 02:14:41 detik Muhamad Kaciri kemudian M. A. Firman di posisi ketiga dengan raihan waktu 02:18:30 detik. Ketiga atlit tersebut utusan Federasi Triahlon Indonesia.
Sedangkan untuk kelas Age Group Duathlon male and female diikuti oleh 11 atlit tiga negara di Asia Tenggara. Indonesia, Malaysia dan Filipina kembali adu reputasi di kelas pamungkas tersebut.
Di kelas duathlon para atlit (putra dan putri) mesti menuntaskan lari sejauh 10 Km kemudian bersepeda menempuh jarak 40 Km dan kembali lari menempuh jarak 5 Km menuju garis finish. Jawara kategori male (pria) kembali diraih atlit Indonesia Ardi Sukardi, disusul peringkat kedua atlit Malaysia Loh Chwan Chyin dan dibuntuti atlit Indonesia Hari Rohman di posisi ketiga.
Yang tidak kalah serunya datang dari kelas Age Group Duathlon putri. Atlit nasional asal Sunur Pariaman yang tergabung dalam Federasi Indonesia Triathlon, Pelatnas Prima, Eva Desiana.
Eva yang sempat memimpin di posisi pertama beberapa saat, akhirnya terpaksa mengalah oleh atlit Filipina di laps kedua balap sepeda yang menempuh jarak 40 Km itu.
"Sepeda saya murahan untuk kelas internasional, harganya Rp 10 juta dan itu pun masih saya cicil. Sedangkan atlit Filipina menunggang sepeda karbon seharga Rp 180 juta," kata Eva yang mesti puas di posisi kedua pasca disusul Mirasol Abad dari Filipina dan mendahului Miscelle Gilbuena juga dari Filipina yang menempati posisi ketiga.
Eva merupakan satu-satunya atlit putri asal Indonesia yang berhasil meraih posisi tiga besar itu seharusnya turun di hari sebelumnya untuk kelas Elite Sprint Triathlon.
"Kemarin sesi pemanasan saya disengat ubur-ubur di bagian muka dan badan. Pandangan saya jadi berkunang-kunang dan akhirnya urung ikut. Tapi dibalik itu ada hikmahnya, saya berhasil raih posisi kedua hari ini," sebut Eva yang mendapat sambutan hangat dari penonton dan pejabat daerah termasuk Walikota Mukhlis Rahman, Wakil Walikota Genius Umar, Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet yang sengaja hadir.
Lajang kelahiran 25 Desember 1988 itu pada Pariaman Triathlon tahun 2014 tanpa diduga berhasil mempecundangi atlit nasional dengan menempati posisi puncak Triathlon kategori putri. Saat itu Mark Sungkar selaku Presiden FTI terkesima dan langsung mengikut sertakan guru honorer SD VII Koto Sungai Sariak Padangpariaman itu ke Pelatnas Prima atlit nasional.
"Tanggal 11 Desember 2015 nanti saya juga turun membela Indonesia di Belitung Babel dan Sea Games 2018 di Palembang," pungkas Eva.
Dari pantauan wartawan di lapangan sejumlah peristiwa terjadi pada atlit saat berlaga, seperti sengatan ubur-ubur yang memerihkan, kemudian pingsan saat mencapai titik finish dan naik betis.
Namun, kegiatan event Pariaman Triathlon 2015, sebagai spoart tourism dianggap berhasil secara keseluruhan dalam menghelat kegiatan bergengsi tingkat internasional tersebut. Tidak ada komplain dari para atlit maupun ofisial tentang kondisi lapangan, kecuali kendala alam sebagaimana sengatan ubur-ubur itu.
"Alhamdulillah sukses berkat bantuan dan kerjasama semua pihak, termasuk media, baik lokal maupun nasional," kata Wakil Walikota Genius Umar.
Kata dia, setiap kegiatan mesti terus dilakukan evaluasi.
"Event Triathlon adalah agenda tahunan Kota Pariaman. Kita lakukan evaluasi setelahnya. Kurangnya kita perbaiki dan yang baik kita tingkatkan," kata dia.
OLP