Oleh: H. Faisal Arifin, S.iP, Rangkayo Majo Basa, Ketua DPRD Padangpariaman
Jual, jual dan jual kembali, adalah prinsipil dasar dalam strategi ilmu marketing. Yang dijual bisa berupa fisik (material), jasa (tekhnikal) dan imaging (apa yang dilihat). Apa yang hendak dijual haruslah pula dikemas sedemikian rupa guna meningkatkan minat calon pembeli, lalu, masuk fase pengenalan atau promosi. Dari sisi promosi hendak pula dimasukan dalam catatan pernyataan modal. Begitu kira-kira jalannya sebuah usaha di bidang apa pun dari sisi ilmu marketing.
Pagi tadi saya ditemui oleh tokoh Pemuda Pariaman Oyong Liza Piliang. Di rumah, kami sarapan pagi bersama sambil diskusi tentang prospek pariwisata di Padangpariaman yang dia lihat memiliki potensi tidak kalah dengan beberapa daerah di Sumatera Barat yang lebih dulu menonjol. Saya membuka ruang diskusi setelah melihat dia mampu dan paham dalam setiap paparan akan prospek pariwisata di Padangpariaman ke depan sebagai sumber utama PAD (Pendapatan Asli Daerah) juga untuk meningkatkan roda ekonomi masyarakat oleh daya ungkit atau multyplayer effect dari pembangunan kepariwisataan itu sendiri.
Sebagaimana yang saya tulis di atas, dunia pariwisata masuk ranah multi kelola. Penerapan konsep marketing ditambah membuka dimensi lain semisal membangun infrastruktur menuju lokasi, pemberdayaan masyarakat sadar wisata dan pengelolaan terpadu antara pemerintah, swasta dan kelompok masyarakat. Kemudian juga melibatkan pemerintahan di atasnya semisal provinsi dan pusat untuk penyokong anggaran.
Padangpariaman, dalam berbagai kesempatan sering saya katakan merupakan daerah istimewa dari segi prospek pariwisata. Di sini ada pantai dan pulau ditambah alam bawah lautnya, ditunjang kuliner pemanja selera semisal di Pantai Tiram. Kemudian di Padangpariaman terdapat pula wilayah perbukitan di mana ada lembah, bukit, kolam alami hingga air terjun. Namun akses untuk menikmati itu semua masih sulit oleh masyarakat kita untuk ke sana semisal lokasi Lubuak Nyarai nan fenomenal itu. Infrastruktur belumlah memadai kiranya.
Bagi penggemar wisata uji nyali (adrenaline) Lubuak Nyarai adalah sebuah sorga. Lubuak Nyarai terletak di Hutan Gamaran, Kecamatan Lubuk Alung. Untuk sampai ke lokasi di mana tersaji air terjun nan indah, kolam alami bening kaya mineral, ditambah jejeran tebing-tebing susunan bebatuan alam yang terbentuk dengan sendirinya merupakan destinasi sempurna, ditempuh jalan kaki lebih kurang dua jam.
Di lokasi itu saya dikabarkan banyak kelompok pecinta alam melakukan kegiatan seperti arung jeram, panjat tebing, kemping, melukis hingga kalangan photografer yang akan mengambil lukisan alam dengan kamera apik yang dimilikinya. Subhanallah, saya begitu bahagia mendengar kabar tersebut.
Sebagai salah satu pemangku jabatan di Padangpariaman tentulah saya memikirkan bagaimana caranya menjadikan Lubuak Nyarai sebagai destinasi wisata terbuka dan murah, dengan catatan tidak mengubah konsep alam yang di milikinya.
Dalam berbagai kesempatan hal itu saya bahas dengan teman-teman di provinsi. Dari sana saya ketahui kawan-kawan di provinsi sangat mendukung dan begitu apresiet dengan ide go nasional Lubuak Nyarai sebagai salah satu destinasi wisata outbound.
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk Lubuak Nyarai tentulah alokasi anggaran untuk membangun infratrukstur jalan menuju akses lokasi, kemudian membangun pesangerahan di pintu gerbang masuk, lalu membangun kawasan itu sendiri seperti area I untuk kawasan wisata keluarga, area II kawasan arung jeram dan panjat tebing dan beberapa area lagi sesuai dengan perkembangannya nanti.
Guna memacu tumbuh kembangnya Lubuak Nyarai sebagai destinasi wisata, saya berharap kepada bupati dan wakil bupati Padangpariaman terpilih nanti agar menjadikan wisata sebagai sektor utama pembangunan di Padangpariaman. Lubuak Nyarai sebagai satu kesatuan dari prospek pembangunan wisata menjanjikan tersebut harus pula dipikirkan secara serius dengan membentuk tim kerja khusus.
Beban kerja tidak harus kepada Dinas Pariwisata, tapi harus melibatkan beberapa SKPD sebagai penyokong sebuah tindakan pembangunan. Dinas Pariwisata sebagai tulang punggung, kepada bupati dan wakil bupati terpilih yang memiliki wewenang menunjuk, hendaknya meletakan SDM kompeten di bidang itu sehingga terbangun tim kerja yang mampu berakselerasi. Salam, FA (Faisal Arifin)