Wakil Walikota Pariaman Dr.H. Genius Umar, S.Sos, M.Si menyebutkan narkoba adalah salah satu akar dari sejumlah aksi kriminal yang marak akhir-akhir ini di Kota Pariaman. Pecandu menjual apa saja untuk mendapatkan narkoba dari bandar, bahkan hingga menggadaikan motor milik orangtuanya. Jika tidak adalagi sumber pembiayaan untuk mendapatkan barang haram itu, menurutnya, mereka melakukan apa saja seperti mencuri, merampok bahkan hingga membunuh.
Untuk itu, sebutnya, seluruh elemen masyarakat harus proaktif menyikapi fenomena itu dengan serius dan aksi nyata. Tanpa peran masyarakat mustahil pemerintah dapat menciptakan masyarakat Pariaman yang madani.
"Orgen tunggal hingga larut malam jadi ajang tempat pesta narkoba. Itu tidak boleh dibiarkan apalagi sampai dihadiri oleh orangtua dan tokoh masyarakat, dan jika itu tidak dihentikan dianggap oleh pengguna narkoba suatu pembiaran oleh masyarakat. Dan akhirnya dianggap sesuatu yang wajar oleh generasi muda dimana hierarki sosial sudah tidak adalagi," kata Genius, kepada kami, Senin (12/10) saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Genius menyimpulkan sense of duty (tahu akan kewajiban) masyarakat harus dihidupkan. Kearifan lokal sebagai benteng sosial mesti dibangun kembali dengan mengaktifkan parik paga (pemuda) dalam menjaga kampung, niniak mamak mengawasi anak kemenakan dan orangtua dalam mendidik anak. Sedangkan pemerintah sudah melakukan berbagai upaya baik dengan mengeluarkan Perda Maksiat, Perda Orgen, dll.
"Tapi saat diaplikasikan justru tantangannya dari masyarakat itu sendiri seperti saat menghentikan orgen tunggal yang masih main hingga larut malam. Kita merasa tidak didukung. Ketika terjadi suatu peristiwa pemerintah disalahkan seolah membiarkan dan tidak melakukan apa-apa. Disinilah kita harus bersatu, kembali duduk bersama untuk menciptakan goal yang sama, dengan pemahaman yang sama," tambah Genius.
Disamping itu, seperti dituturkan Genius, mengingat Kota Pariaman adalah salah satu basis peredaran narkoba dan termasuk pemakai tertinggi di Sumatera Barat, pemerintah bersama Polres Pariaman akan tingkatkan peran BNN (Badan Narkotika Nasional) Kota Pariaman dalam rangka sosialisasi, pencegahan hingga penindakan.
"Anggarannya perlu sinergis dengan kondisi ancaman, jika itu sekarang Rp50juta setahun, terlalu kecil. Nanti saya cek. Dengan dana besar tanpa dukungan juga sia-sia. Kita berharap didukung oleh dua parameter itu (dana dan masyarakat)," pungkas Genius yang juga Kepala BNN Kota Pariaman.
Sementara itu Ketua DPRD Kota Pariaman Drs. Mardison Mahyuddin, MM berpendapat senada dengan Genius. Menurut dia berbagai upaya telah dilakukan eksekutif dan legislatif merumuskan kebijakan untuk memberantas pemanyakit masyarakat di Kota Pariaman.
"Apa daya pemerintahan jika tidak didukung oleh seluruh elemen masyarakat. Polisi juga tidak akan maksimal kinerjanya jika tidak mendapat dukungan oleh Ormas, LSM, Pemuda, Tokoh Masyarakat dan peran orangtua dalam mendidik, juga peran ulama tentunya. Semuanya akan harmonis jika jalannya serentak. Tidak boleh pincang, yang satu ikut yang lain tidak," sebut Mardison melalui wawancara telepon.
Melihat situasi sosial yang kian memprihatinkan, tambah Mardison, sudah saatnya pemerintah, aparat keamanan dan seluruh stakeholder duduk bersama mencari solusi atas semua persoalan yang terjadi saat ini.
"Mari kita duduk bersama agar keluar dari persoalan ini. Setiap elemen masyarakat punya tanggungjawab menjaga masyarakatnya dari ancaman narkoba. Tidak berlebihan memang, narkoba memicu tingginya tingkat kriminal dan kenakalan remaja di Kota Pariaman," kata Mardison.
Disamping itu, tambah Mardison, DPRD Kota Pariaman akan mensuport BNN Kota Pariaman dari sisi anggaran mengingat Pariaman memang dalam situasi zona bahaya narkoba.
"Silahkan ajukan kenaikan anggaran BNN Kota Pariaman secara terperinci. Selama itu tidak menyalahi aturan akan kita setujui," pungkas Mardison.
OLP