Tri Wulan ke IV tahun 2015 merupakan puncak peningkatan Keadaan Luar Biasa (KLB) penyakit menular di seluruh Indonesia, tidak terkecuali Kota Pariaman, keadaan ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari gejala alam sampai perilaku hidup manusia.
Hal itu dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasa Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Satri Herlian sewaktu membacakan laporan Rakor KLB penyakit menular di Aula Balaikota Pariaman, Kamis, 29/10.
Kata dia, tren peningkatan penyakit menular demam berdarah sedang berada di level puncak yang diakibatkan oleh perubahan iklim idak menentu.
"Terlebih wilayah Sumatera sebagaimana kita ketahui diselimuti kabut asap," kata dia.
Dia menuturkan, di Kota Pariaman penyebaran penyakit rabies wajib diwaspadai. Menurutnya masyarakat harus cermat dalam mengetahui hewan yang berpotensi menularkan penyakit itu serta gejala-gejala awal.
"Selain rabies yang ditularkan oleh hewan, iklim juga pengaruhi penyakit menular lainnya seperti diare, TBC dan disentri," kata dia.
Sementara itu Walikota Pariaman yang diwakili oleh Asisten I Sekretariat Daerah Kota Pariaman, Khaidir, menyebutkan, kesehatan merupakan modal utama dalam kehidupan, untuk itu Pemko Pariaman memiliki program sasaran utama di bidang kesehatan.
Ucap dia, tahun 2015 tejadi 87 kasus KLB di seluruh wilayah Kota Pariaman. Angka tersebut menurut dia telah mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yang mencapai 131 kasus.
“Kita harus terus menekan angka ini dan kalau bisa kasus KLB di Kota Pariaman menjadi angka nol. Ini bisa tercapai dengan adanya program nyata yang dimulai dari perintahan desa, karena desa langsung berinteraksi dengan masyarakat,” terangnya.
Ke depan kata dia, masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan akan dikelola langsung oleh desa dan kelurahan supaya pemerintahan terkecil dapat langsung mengkoordinasikan segala bentuk masalah kesehatan lingkungan di desa dan kelurahan.
Angga/OLP