Terjadinya pendangkalan di kawasan Muara Pariaman menyulitkan kapal pengangkut wisatawan menuju objek wisata pulau Kota Pariaman.
Menurut nahkoda kapal wisata, Alek (50) mengatakan sudah hampir satu minggu kapal wisata mengalami kesulitan untuk keluar dari bibir muara, karena mengalami pedangkalan yang mencapai 20 sentimeter.
“Jika kapal wisata ingin ke pulau, kami terpaksa harus mendorong secara bersama-sama untuk mencapai bibir pantai,” kata dia.
Dalam dua tahun terakhir, kondisi sekarang merupakan keadaan paling parah bagi para pengusaha kapal wisata, karena lumpur dan pasir yang semakin menebal di bibir muara.
Hingga saat ini kedalaman air hanya sekira 20 sentimeter, hal tersebut berdampak langsung kepada perekonomian masyarakat sekitar.
“Biasanya satu kapal bisa membawa penumpang empat hingga lima orang dalam satu pemberangkatan,” jelasnya.
Namun akibat pedangkalan bibir muara, para pengusaha kapal hanya bisa mengangkut penumpang dua hingga tiga orang saja.
Sebagai nahkoda Kapal Wisata, Alek telah meminta bantuan kepada Pemerintah Kota Pariaman melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, namun hinggga saat ini belum ada tanggapan.
“Kita telah meminta pendapat kepada dinas terkait, namun belum ada solusi,” ucap dia.
Salah satunya cara agar aktivitas kembali normal adalah dengan mengeruk bibir muara akibat pedangkalan yang terjadi.
Sumber: okezone.com