Oleh:
Rahmat Tuanku
Sulaiman
Ketua Forum Kabupaten
Sehat Padang Pariaman
Masyarakat Pariaman dikenal dengan budaya cimeehnya,
kakobehnya yang melihat sesuatu itu dimulai dari sikap antipati, melemahkan
sebuah ide baru atau mematahkan. Sebagai masyarakat pantai, mereka punya suara
yang keras dan tidak suka diajari atau didikte. Bahkan kata elit politik
Sumbar, ingin menaklukan masyarakat Sumatera Barat, taklukan dan kuasai dulu
masyarakat Pariaman. Begitu kuat dan kentalnya budaya Pariaman.
Maka merubah budaya dan prilaku masyarakat Pariaman
ke arah lebih baik, tidak bisa dengan mengatakan tradisinya tidak baik, ini
salah, ini tidak benar dan sebagainya. Tetapi harus melakukan perubahan dari
dalam atau dikenal dengan pembangunan secara partisipatif, dengan menjadikan
dan menempatkan mereka (masyarakat) sebagai subjek atau pelaku pembangunan.
Memerankan tokoh mereka, orang yang kecek nan badanga, pandai nan baturuik.
Sehingga muncul sebuah ungkapan “kita adalah mereka dan mereka adalah kita”.
Tidak boleh ada jarak dengan masyarakat.
Sebagai wilayah yang menjadi sumber datangnya Islam, yang
dikenal dengan istilah syarak mandaki, adaik manurun maka
pendekatan keagamaan lebih efektif dilakukan di samping pendekatan-pendekatan
lainnya. Dalam budaya Pariaman dikenal, syarak mangato, adaik mamakai.
Artinya apa yang dijelaskan agama, itulah yang harus dijadikan adat. Sebab adat
basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
Dalam Al Quran, surat Ar ra’du ayat 11 Allah berfirman, Artinya
: “Sesungguhnya
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka mau merubah nasib
mereka sendiri”.
Maka menyikapi kondisi dan tantangan kebiasaan dan kakobeh
masyarakat padang pariaman tersebut, maka strategi yang dilakukan untuk
mewujudkan masyarakat Padangpariaman sehat adalah menjadikan tantangan menjadi
peluang, menjadikan budaya cimeeh sebagai social capital atau modal social.
Budaya cimeeh tersebut dijadikan sebagai penggerak pembangunan, sebagai sesuatu
yang potensial.
Dalam kaedah agama dikatakan “Memelihara kebiasaan lama yang
baik dan mengadopsi kebiasaan baru yang lebih baik”
Melibatkan ninik mamak, alim ulama cerdik pandai, pemuda dan
bundo kandung yang merupakan natural leader sebagai agent
of change, agent of development, kecek badanga, pandai baturuik (kata
pemimpin didengar, ilmunya diikuti). Akhirnya tanpa mereka sadari perubahan itu
telah terjadi dan merekalah yang melakukan perubahan itu.
Padangpariaman sudah melakukan program terobosan yaitu Padang
Pariaman Sehat dan sudah dicanangkan langsung oleh menteri kesehatan RI pada
tanggal 22 bulan februari tahun 2015 dan dituangkan dalam peraturan bupati
Padang Pariaman nomor 5 tahun 2015.
Program terobosan ini menggeser paradigma pelayanan
kesehatan dari sebelumnya didatangai, sekarang mendatangi masyarakat,
menanyakan kondisi kesehatan masyarakat dan memfasilitasi pencarian solusi
pengobatannya.
Maka menjadi strategis kehadiran forum kabupaten sehat
sebagai wadah masyarakat dalam pembangunan kesehatan tersebut. Menggeser
paradigma dari sebelumnya hanya berobat atau mengobati menjadi mencegah
munculnya penyakit. Kehadiran forum menyepakati dan mengkampanyekan bahwa mencegah
lebih baik daripada mengobati.
Setelah dianalisis secara mendalam, ternyata penyebab
munculnya penyakit itu adalah bermula dari pola dan prilaku hidup yang tidak
bersih dan sehat.
Maka dengan hadirnya forum kabupaten sehat, yang diisi oleh
kalangan masyarakat, di Padang Pariaman Forum Kabupaten Sehatnya dipimpin oleh
seorang Tuanku, tokoh agama di
Padang Pariaman. Diharapkan bisa mewujudkan budaya dan prilaku hidup masyarakat
menjadi prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Artinya pembicaraan tentang kesehatan masyarakat, tidak
hanya dilakukan oleh tenaga medis saja, seperti dokter dan lain sebagainya.
Tetapi ninik mamak, alim ulama juga hadir dan ikut bicara tentang kesehatan
kepada kemenakannya dan kepada jamaahnya. Sehingga tema-tema kesehatan menjadi
lebih membumi dan merakyat.
Oleh karena itu
konsep kabupaten sehat tidak
hanya memfokuskan kepada pelayanan kesehatan semata, tetapi lebih kepada aspek
menyeluruh yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, baik jasmani maupun rohani
Konsep Kabupaten
Sehat merupakan pola pendekatan untuk mencapai kondisi kabupaten yang aman,
nyaman dan sehat bagi warganya melalui upaya peningkatan kualitas lingkungan
fisik, sosial dan budaya secara optimal sehingga dapat mendukung peningkatan
produktivitas dan perekonomian wilayah. lebih bertujuan kepada ‘good governance’.
Kabupaten Sehat
juga merupakan gerakan untuk
mendorong inisiatif masyarakat menuju hidup sehat.
Secara umum
pengertian kabupaten sehat
adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan
mendorong terciptanya kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya dan
produktivitas, serta perekonomian yang sesuai dengan kebutuhan wilayahnya.
Tercapainya
kondisi kabupaten yang aman,
nyaman dan sehat bagi warganya melalui upaya peningkatan kualitas lingkungan
fisik, sosial dan budaya secara optimal sehingga dapat mendukung peningkatan produktifitas
dan perekonomian wilayahnya.
Program yang dilakukan oleh forum lebih penekanannya kepada
gerakan bersama sesuai dengan motto daerah Padang Pariaman Saiyo Sakato, maka
dengan saiyo sakato, saayun salangkah maka akan terwujud masyarakat
padang pariaman yang sehat.
Gerakan yang dilakukan oleh Forum Kabupaten Sehat Padang
Pariaman adalah sebagai berikut : GEMAS : Gerakan Masyarakat Ambil Sampah, GEMAR
CTPS : Gerakan Masyarakat Cuci Tangan Pakai Sabun, SUMARAK PHBS : Satuan
Masyarakat Penggerak Prilaku Hidup Bersih dan Sehat, Program Jumat Bersih,
Sabtu Hijau dan Minggu Sehat
Gerakan bersama yang lahir dari masyarakat yang difasilitasi
oleh Forum bersama pemerintah daerah dengan melibatkan segala fihak dalam
gerakan tersebut diharapkan bisa mewujudkan masyarakat Padang Pariaman Sehat.
Langkah-langkah yang dilakukan :
• Penataan
Kelembagaan Kabupaten Sehat di Tingkat
Kabupaten, Kecamatan dan Nagari
• Pembagian
tugas Forum Kabupaten Sehat, Forum
Komunikasi Kecamatan Sehat dan Pokja Nagari Sehat
• Melakukan
koordinasi dengan Tim Pembina
• Melakukan
komunikasi, sosialisasi dan advokasi.
• Melakukan
pemetaan kawasan binaan potensial.
• Inventarisir
potensi kekuatan ekonomi melalui pola padat karya/Pemberdayaan Masyarakat
• Menjalin
kerjasama yang searah dengan seluruh stakeholder (Eksekutif, Legislatif maupun
Masy).
Akhirnya melalui forum Kabupaten Sehat ini, masyarakat bisa
menjadi dokter terhadap diri sendiri, berkomitmen menjaga kelestarian
lingkungan sekitar serta berprilaku hidup bersih dan sehat. Semoga