Suasana bulan
Ramadhan bagi santri Pondok Pesantren
Nurul Yaqin, Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padangpariaman,
propinsi Sumatera Barat dimanfaatkan
untuk tadarus tafsir dan pendalaman tarikh. Hal ini semakin memantapkan
penguasaan santri terhadap dua materi tersebut.
Kepala Tata
Usaha/Sekretariat Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan M. Asyraful Anam
Tuanku Bagindo, Selasa (30/6/2015) mengatakan, tadarus tafsir berlangsung pukul 20.00 hingga
23.30 malam. Usai berbuka dan shalat Magrib, santri istirahat sejenak.
“Tadarus
tafsir pengulangan semua tafsir Jalalein. Masing-masing santri diberikan
kesempatan untuk pendalamannya. Selesai tadarus tafsir, dilanjutkan shalat
tarawih berjamaah 23 rakaat. Shalat tarawih ini biasanya selesai pukul 01.00
WIB dinihari,” kata Anam mantan Ketua Umum PC Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Padangpariaman ini.
Sedangkan pendalaman
tarikh berlangsung pukul 13.30 hingga 16.30 sore. Jika biasanya belajar tarikh
sekali seminggu, selama Ramadhan belajarnya tiap hari. Sedangkan tarikh yang dipelajari adalah kitab Nurul
Yaqin. Belajar tarikh merupakan keunggulan dari Pesantren Nurul Yaqin sendiri,
kata Anam.
Dikatakan,
tadarus tafsir dan tarikh ini berlangsung selama 20 hari di bulan Ramadhan. Dimulai
di hari pertama Ramadhan hingga pada ke-20 Ramadhan. “Sedangkan kegiatan pagi
hingga Zuhur, masing-masing santri diberikan kebebasan untuk khatam Al-Qur’an. Hingga
tadi siang, sudah ada yang sampai khatam 3 kali,” tutur Anam.
Terkait dengan
penerimaan santri baru, tahun 2015 ini menerima 200 santri. Jumlah ini sesuai
dengan kapasitas pesantren. Gelombang pertama saja sudah diterima 120 santri
baru. Sisanya, gelombang kedua yang dibuka 26 Juli usai lebaran. “Berdasarkan
pengalaman tahun lalu, pendaftaran melebihi 200 orang. Sehingga terpaksa banyak
yang ditolak. Kalau diterima tidak tertampung oleh sarana dan prasarana yang
ada,” tambah Anam.
AT