Kalangan pelajar harus
berhati-hati terhadap pemanfaatkan media sosial dan internet yang sangat mudah
diakses saat ini. Kemudahan yang diberikan oleh media sosial jika tidak
dicermati dengan baik akan berakibat fatal bagi masa depan pelajar.
Ketua Pimpinan Cabang Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kabupaten Padangpariaman Fauzan Ahmad Ad-Dalwi mengungkapkan hal itu ketika menyampaikan materi
dihadapan siswa SMA yang mengikuti Pesantren Ramadhan di Masjid Raya Kasang,
Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, Rabu (1/7/2015). Sebelumnya,
sudah dilaksanakan Pesantren Ramadhan tingkat SMP dan SD, masing-masing
berlangsung 4 hari.
Menurut Fauzan, banyak
kalangan pelajar kita yang terjebak dalam dunia media sosial yang
menggunakannya ke hal-hal negatif. Selain menghabiskan waktu yang kurang
bermanfaat, juga dimanfaatkan mengakses situs-situs yang belum pantas dilihat
pelajar.
Fauzan menghimbau
kalangan pelajar sudah saatnya memilah-milah mana situs yang bermanfaat mana
yang tidak. “Jika mengakses internet digunakan untuk mencari informasi,
pengetahuan, tugas sekolah dan sarana menambah bahan bacaan, tidak masalah.
Malah ini didorong pelajar untuk dapat memanfaatkan akses internet. Masalahnya,
tidak sedikit pula pelajar yang memanfaatkan internet melihat gambar-gambar
vulgar tidak seronoh, tindakan radikal, kekerasan dan sebagainya,” kata Fauzan
alumni Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan, Kabupaten
Padangpariaman ini.
Dikatakan, apalagi dengan
adanya akses internet melalui handphone sangat memberi peluang kalangan pelajar
larut dengan media sosial internet. Pelajar sebagai generasi yang baru tumbuh,
jangan langsung menelan mentah-mentah informasi yang diperoleh dari situs internet.
Banyak informasi, paham, tampilan internet yang dapat diakses sangat tidak
sesuai dengan pemahaman, nilai-nilai, tradisi dan kondisi dilingkungan pelajar sendiri.
“Bila pelajar hanya
bersandarkan informasi dari situs-situs internet, apalagi situs yang memiliki
misi tertentu, maka akan membawa kehancuran terhadap masa depan pelajar. Situs-situs yang penuh provokatif,
tendensius, doktrinisasi, mengkafirkan orang lain yang berbeda pemahaman
keagamaannya, bahkan melakukan kekerasan /radikalisme kepada kelompok yang
dianggap tidak sejalan dengannya,” kata Fauzan menambahkan.
“Kami mengajak orangtua
tidak serampangan memberikan handphone yang bisa digunakan akses internet
kepada anaknya. Jangan-jangan maksud hati menyenangkan sibuah hati (anak), memberikan
handphone apa saja yang dimintanya, ternyata justru mencelakakan si anak
sendiri. Makanya yang terpenting adalah bagaimana orangtua juga berperan mengontrol
anak-anaknya. Jika ada hal yang patut
dibicarakan, biar si anak mengungkapkan apa yang dirasakannya,” tambah Fauzan.