Acara pamungkas di hari terakhir Festival Pesisir Pariaman 2015 memukau puluhan ribu penonton yang memadati Pantai Gandoriah Pariaman, Minggu (31/5). Diantara tiga perlombaan yang paling menyedot perhatian wisatawan, media lokal dan nasional tersebut adalah lomba beruk memanjat kelapa yang terlaksana atas kerjasama Kodim 0308 Pariaman dengan Pemko Pariaman. 42 ekor beruk tangguh ambil bagian unjuk kebolehan memanjat batang pinang setinggi 20 meter dalam memetik dua tandan buah kelapa yang menjadikannya perlombaan paling unik selama Festival Pesisir Pariaman 2015.
Menurut Walikota Pariaman, Mukhlis Rahman, beruk sering dijadikan simbol kata cimeeh (hiperbola) oleh masyarakat piaman.
"Cimeeh itu yang kita angkat. Beruk saja bisa kita atur dan bisa diandalkan mencari uang yang dapat menyekolahkan anak-anak tuan pemiliknya," kata Mukhlis.
Masih kata Mukhlis, lomba ketangkasan hewan seperti beruk memanjat kelapa adalah tontonan yang sangat unik dan menarik minat masyarakat.
"Nanti kita akan lombakan pula pacu anjing. Di sini pasti banyak pesertanya karena pemilik anjing berburu banyak di Pariaman," sambungnya.
Kemudian, disaat yang sama juga digelar lomba memasak sala bulek sekaligus mencatatkan rekor dunia di Musium Rekor Indonesia (MURI). 200 peserta se Kota Pariaman ambil bagian dalam lomba yang memperebutkan total hadiah Rp20 juta tersebut.
MURI mencatat 40.000 lebih sala bulek yang dimasak peserta pada lomba itu merupakan sala bulek terbanyak yang pernah dimasak di dunia. Untuk itu, kata Yusuf Ngadri, Senior Manager MURI, Kota Pariaman masuk kedalam museum rekor MURI 2015.
Mukhlis mengatakan, sala lauak atau sala bulek merupakan makanan khas Pariaman dan harus di boomingkan dengan menggelar festival masak sala bulek agar lebih dikenal kalangan luas bahkan hingga ke mancanegara.
"Festival ini akan kita jadikan kalender tetap tahunan pariwisata. Namanya akan diubah dari festival pesisir jadi festival gandoriah atau festival angsoduo agar identik," jelas Mukhlis.
Dikatakan Mukhlis, dari 10 lomba yang diadakan pada Festival Pesisir, bertujuan untuk melestarikan seni kebudayaan, kuliner, agar Pariaman selalu ramai dikunjungi wisatawan.
"Ini adalah pesta rakyat. Untuk itu saya harapkan kepada seluruh masyarakat Pariaman agar mendukung program pariwisata yang sedang gencarnya kami galakkan. Kita hanya punya alam yang indah. Hanya pariwisata satu-satunya yang bisa memajukan kota kita. Bersikaplah sebagai pelaku wisata yang baik. Buang jauh-jauh ilmu ajimumpung dalam berjualan atau main pakuak, agar pengunjung tidak kecewa dan memblack campaigne Pariaman yang implikasinya citra buruk bagi daerah kita," kata Mukhlis menghimbau kesadaran masyarakat.
Sementara itu, menurut Kasi Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman, Nesa Prima Dewi Chintya, setelah acara penutupan Festival Pesisir Pariaman 2015 yang telah digelar selama lima hari (25 s/d 31 Mei), panitia akan mengumumkan dan menyerahkan hadiah pemenang 10 lomba di Panggung Utama Pantai Gandoriah, kecuali lomba cipta lagu Pariwisata Pariaman yang pemenangnya akan diumumkan pada HUT Kota Pariaman nanti.
Adapun untuk lomba lagu minang yang diikuti oleh 70 peserta dari seluruh Sumatera Barat, juara pertama putri disabet oleh Rara, juara II, Kinanti, III, Risa Fatmi, Harapan I, Nurhayati dan Harapan II, Bunga. Sedangkan untuk putra pemenang pertamanya diraih oleh Yogi Damai, II, Rafi Khairunnas, III Tomi Suharto, Harapan I Syahrial dan Harapan II Ramadhan.
OLP