Shadiq Pasadique: Banyak Masalah yang Akan Dihadapi
Gubernur Mendatang
Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) merupakan ujung tombak dari Nahdlatul Ulama ke
depan. IPNU juga merupakan kader bangsa Indonesia yang tidak perlu lagi
diragukan komitmen kebangsaannya dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Sekretaris
Jenderal Pimpinan Pusat IPNU Muhammad Hadhy mengungkapkan hal itu pada
Pelantikan PW IPNU Sumatera Barat periode 2014-2017, Sabtu (4/4/2015) di
Padang. Menurut Muhammad Hadhy, komitmen kebangsaan itu tegas diungkapkan pada
janji pelantikan semua pengurus IPNU. Dalam janji ditegaskan, bahwa kader IPNU harus
memiliki komitmen mempertahankan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
“Tidak
ada janji bagi IPNU untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. IPNU tetap
komitmen membela NKRI. Untuk itu, jika ada pihak yang tidak mau membantu kader
bangsa, kader IPNU, ya bisa berdosalah,” kata Muhammad Hadhy menambahkan.
Dikatakan
Muhammad Hadhy, sebagai organisasi pelajar, kita berharap berbagai pihak mau
memfasilitasi kegiatan IPNU. IPNU diakui kesulitan dalam funding (dana). Untuk
itu, kami mengajak PWNU Sumbar dan Pemerintah Daerah turut membantu IPNU dalam
menjalankan berbagai programnya.
Wakil
Ketua PWNU Sumbar Tamrin Ahmad menambahkan, kader IPNU harus menyiapkan diri
menghadapi masa depan. IPNU harus kuasai bahasa asing, bahasa Arab, Inggris,
Jepang, China, Perancis dan sebagainya. Hanya dengan menguasai bahasa asing
IPNU bisa bertarung di percaturan dunia yang semakin kecil melalui media
informasi, komunikasi dan transportasi ini.
“Kader
IPNU yang ingin sukses di masa depan, harus kuasai bahasa asing. IPNU harus
persiapkan diri menghadapinya. Kalau tidak, IPNU tidak bisa banyak berbuat,”
tambah Tamrin.
Bupati
Tanah Datar Shadiq Pasadique juga mengungkapkan kerisauan terhadap
kampus-kampus yang dikuasai oleh organisasi apa? Apakah organisasi yang
dimasukikan dapat mengancam masa depannya. Betapa banyak pemuda sekarang yang
dimanfaatkan oleh kepentingan tertentu (politik). Saat ini ada ISIS, ada
organisasi ini, ada organisasi itu yang jauh dari nilai-nilai ajaran Islam. Padahal
mereka menggunakan nama dan simbol-simbol Islam.
“Saya
tidak habis pikir belakangan ini yang benar disalahkan. Yang salah malah
dibenarkan. Kader IPNU harus ditempa dari sekarang untuk memilih mana yang
benar dan mana yang salah,” kata Shadiq.
Shadiq
bupati dua periode ini mengakui betapa banyaknya masalah yang akan dihadapi
Gubernur (Sumatera Barat) ke depan. Pengalaman sebagai kepala daerah, bayangkan
pemberian bantuan sosial (bansos) kepada MUI, LKAAM dan lembaga lain tidak
boleh berturut-turut setiap tahun. Lantas, bagaimana mereka bisa menjalankan
aktifitas. Padahal MUI dan LKAAM lembaga agama dan adat yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat di daerah ini.
PW
IPNU
Sumbar yang dilantik diketuai Hadison, Sekretaris Luki Permensyah,
Bendahara Raymon P. Pengurus dilengkapi wakil ketua, wakil sekretaris,
wakil
bendara dan seksi-seksi. Usai pelantikan, dilanjutkan dengan dialog
kebangsaan
dengan tema, Bersama IPNU Membangun Sumbar yang Gemilang.
Tampil sebagai
narasumber Bupati Tanah Datar Ir. Shadiq Pasadique, MM, Pengawas Dinas
Pendidikan Sumbar Zaini Indra, Direktur Leon Agusta Institute Julia F
Agusta, Ketua
KNPI Sumbar Defika Yufiandra dan akademisi DR. Asyhari Hasan.Hadir pula
Dewan Pembina PW IPNU Sumbar antara lain Armaidi Tanjung, MA, DR. Zainal
Tuanku Mudo dan Usman Amris.
AT
AT