Bupati Padangpariaman Ali Mukhni memberikan
sambutan sekaligus membuka Dialog Kebangsaan.
Bupati
Padangpariaman Propinsi Sumatera Barat Ali Mukhni, mengajak berbagai elemen di
daerah ini untuk membesarkan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Sebagai
kader NU, IPNU perlu dan penting untuk dibesarkan di Kabupaten Padangpariaman.
Bupati
Padangpariaman Ali Mukhni mengungkapkan hal itu pada pelantikan Pengurus Cabang
IPNU Padangpariaman, Minggu (5/4/2015)
di aula Kantor Bupati Padangpariaman, Parikmalintang, Padangpariaman. Pelantikan
oleh Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat (PP) IPNU Muhammad Hadhy, dihadiri Wakil
Ketua PW NU Sumbar Suardi, Ketua PCNU Padangpariaman Abdul Hadi, Kepala Kemenag
Padangpariaman Masrican, Ketua MUI Padangpariaman Dr. Zainal Tuanku Mudo, Ketua
PC Gerakan Pemuda Ansor Padangpariaman Zeki Aliwardana, Kepala BKD
Padangpariaman Idarussalam. Usai pelantikan, dilanjutkan dialog kebangsaan
dengan tema “Sikap Pelajar NU Dalam Menghadapi Ancaman Radikalisme”.
“Mari
membesarkan IPNU di Padangpariaman. Darah daging saya IPNU. Sejak awal IPNU
diaktifkan di Padangpariaman, selalu menjadi
Pembina dalam struktur IPNU. Saya pun tetap setia dalam berbagai kegiatan yang
dilakukan IPNU di Padangpariaman,” kata Ali Mukhni.
Dikatakan
Ali Mukhni, IPNU yang lahir tahun 1954, lebih tua dari dirinya 2 tahun, pantas
menjadi perhatian semua pihak. Apalagi IPNU sebagai anak NU, dimana NU lahir
tahun 1926. Artinya 19 tahun lebih dulu lahir daripada Indonesia yang dimerdekakan
17 Agustus 1945.
Sekretaris
Jenderal PP IPNU Muhammad Hadhy menyebutkan, tugas berat pengurus PC IPNU yang
baru dilantik sudah menghadang. Tugas berat tersebut terkait dengan dua
ideologi yang sekarang menyerang kalangan pelajar. Yakni adanya kecenderungan
ideologi liberal dan ideologi radikal. Kedua ideologi ini merupakan ancaman
terhadap pelajar, IPNU dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Antisipasi
terhadap serangan tersebut, IPNU perlu memperbanyak
lobi kepada kepala sekolah-kepala sekolah agar siswanya bisa dibentengi dari
serangan liberal dan radikal tersebut. Selain itu, IPNU sesering mungkin sowan
dan bersilaturrahmi ke pesantren-pesantren,” kata Hadhy.
Ditambahkan
Hadhy, di pesantren santri diajarkan paham keagamaan Ahlussunnah waljamaah (Aswaja),
namun karena tidak pernah disentuh IPNU ada diantara santri justru aktif di
organisasi yang anti dengan Aswaja. Santri yang melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi, ternyata juga menjadi aktifis di organisasi yang anti dengan
tradisi yang selama ini dijalani pesantren dimana mereka pernah belajar agama.
Untuk
itu, IPNU Padangpariaman harus segera konsolidasi dan berbenah diri. Fokus
melakukan pembinaan terhadap pelajar, santri maupun pelajar santri, katanya.
Ketua
PC IPNU Padangpariaman Fauzan Ahmad mengakui banyak peer pelajar di
Padangpariaman yang harus dihadapi dan diselesaikan. Pelajar tantangannya makin
banyak. Banyak pelajar yang mengaku Islam, tapi perilaku dan sikap
kesehariannya justru bertentangan dengan Islam.
“Adanya
paham keagamaan yang mengatasnamakan Islam, tapi tidak mencerminkan nilai-nilai
Islam kini mulai merasuki pelajar. Seperti adanya ancaman ISIS ke Indonesia, bukan
tidak mungkin juga akan menyerang pelajar di Padangpariaman. Sebelum masuk,
IPNU berupaya mengantisipasinya dengan paham keagamaan Islam rahmatan lil’alamin,” kata Fauzan.
AT