Bupati padangpariaman Ali Mukhni, Ketua MAZIS Syafri Tuanku Imam Sutan Sari Alam dan Kabid Pendidikan Islam dan Keagamaan Kemenag
Sumbar Afrizal, pada Milad ke-11MAZIS , Rabu (18/3/2015) di Pesantren Syekh Abdul Rahman, Toboh Gadang
Sintuak.
Majelis Zikir harus mampu
menjadi perekat umat dalam mendekatkan diri kepada Allah. Umat yang selalu
berzikir dapat dipastikan hidupnya akan tenang, jauh dari kegelisahan dan sanggup
menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Propinsi
Sumatera Barat Prof. Dr. Syamsul Bahri Katib dan Bupati Padangpariaman
mengungkapkan hal itu pada peringatan HUT ke-11 Majelis Zikir Istiqamah Syatariah (MAZIS) Kabupaten Padangpariaman, Kamis (18/3/2015), di Tobohgadang, Kecamatan Sintoga, Kabupaten Padangpariaman.
Turut memberikan sambutan Kepala Kanwil Kemenag
Propinsi Sumbar diwakili Kepala Bidang Pendidikan Islam dan Keagamaan Afrizal,
MM dan laporan Ketua MAZIS Syafri Tuanku Imam Sutan Sari Alam. Hadir Ketua MUI Padangpariaman Dr. Zainal Tuanku
Mudo.
Syamsul Bahri Katib dalam tausyiahnya menyebutkan,
ada dua majelis. Yakni majelis taklim dan majelis zikir. Majelis taklim
digunakan untuk lebih fokus belajar agama. Sedangkan majelis zikir merupakan
aplikasi atau pengamalan dari majelis taklim tadi.
“Para malaikat selalu mencari majelis zikir yang
terus menyebut dan mengingat asma Allah. Ketika malaikat kembali menghadap
Allah, maka dilaporkan bahwa ada majelis zikir yang selalu menyebut-nyebut
nama-Mu, ya Allah. Dengan demikian, orang berzikir akan selalu merasa dekat
dengan Allah,” kata Syamsul Bahri.
Untuk itu, kata Syamsul Bahri, mereka yang sudah
aktif di majelis zikir ini jangan berniat hendak keluar. Kenapa? Mereka yang
keluar dan meninggalkan majelis zikir akan dicabut Allah tanda Islamnya di pundaknya.
Walaupun tanda tersebut tidak bisa dilogikakan, tidak bisa dilihat seeorang
apakah ada tanda itu atau tidak. “Dengan demikian, anggota majelis zikir
haruslah bersabar dalam menghadapi masalah. MAZIS sebagai organisasi pastilah
ada masalah, tapi jangan sampai membuat anggotanya meninggalkan majelis zikir
ini,” kata Syamsul Bahri.
Ditambahkan Syamsul, orang sekarang banyak
ceritanya, tapi minim zikirnya. Membuktikannya gampang, ketika kakinya
tersandung, apa yang dibacanya. Jika spontan baca astafirullah......, berarti
mereka sudah terbiasa berzikir. Begitu pula dengan kegiatan lain, adanya
membaca sesuatu yang dianjurkan agama, maka mereka sudah berzikir.
Bupati Padangpariaman Ali Mukhni mengajak anggota
MAZIS untuk berzikir agar lebih dekat dengan Allah. Karenanya zikir harus dijadikan
kebutuhan hidup, sehingga jiwa merasa tentram. Jangan sampai putus satu detik
pun dari berzikir. “Zikir akan menjadi kekuatan luar jika dirutinkan,” kata Ali
Mukhni.
Ali Mukhni menceritakan, rata-rata setiap hari
tidur hanya 2 hingga 3 jam. Karena padatnya kegiatan kemasyarakatan yang harus
dihadiri. Beberapa orang, termasuk SKPD menanyakan apa resepnya bisa tidur
selama, dan tetap masih segar bugar dalam keseharian. “Jawab saya hanya
memperbanyak zikir. Mungkin juga doa dari majelis zikir yang bertebaran di
Padangpariaman, termasuk MAZIS ini. Zikir yang kita lakukan mana tahu menjadi
kekuatan dalam menjaga kondisi fisik,”
kata Ali Mukhni.
Ketua MAZIS Syafri Tuanku Imam menyebutkan,
didirikan sebelas tahun lalu. Saat ini sudah memiliki 700 lebih anggota yang
tersebar di berbagai nagari di Kabupaten Padangpariaman. “Alhamdulillah, MAZIS sudah memiliki akte badan hukum dan akan terus berzikir. Mudah-mudahan MAZIS tidak saja memberikan manfaat kepada anggotanya, organisasinya (MAZIS), masyarakat Padangpariaman, tapi juga pemimpin dari daerah Padangpariaman sendiri. Pemimpin yang benar-benar berbuat untuk kepentingan umat, selalu dilindungi Allah dalam melaksanakan tugasnya,” kata Syafri yang juga Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Padangpariaman ini.*
AT