Seiring meningkatnya peminat batu akik ditengah masyarakat, hal tersebut juga membuat para pengasah batu akik tumbuh bak cendawan dimusim hujan.
Begitu juga di Kota Pariaman, para pengasah batu akik juga bermunculan di berbagai tempat, baik itu dipinggir jalan, toko, diteras rumah ataupun di pasar-pasar.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman Yutiardi Rivai mengatakan pihaknya “mewarning” kepada seluruh pengasah batu akik untuk menggunakan masker, karena kalau tidak memakai alat penutup hidung, bisa menyebabkan terjangkitnya ISPA (Inspeksi Saluran Pernapasan Akut).
“Asahan batu tersebut menimbulkan debu dan serpihan-serpihan lainnya yang beterbangan disekitar kita,” ujarnya.
Yutiardi berharap agar dunsanak-dunsanak kita yang mempunyai usaha asah batu ini ataupun dunsanak yang suka duduk nungguin batunya diasah, agar menggunakan penutup hidung dan mulut untuk menghindari penyakit-penyakit yang tidak dinginkan.
“Kalau tidak menggunakan alat penutup hidung , kemungkinan terserangnya ISPA semakin besar,” tambahnya.
“Sebelum terjadi selagi kita tahu alangkah baiknya kita menggunakan masker guna menghindari diri dari segala macam penyakit yang akan menimpa kita, seperti TBC, ya lebih baik kita mencegah dari pada mengobati,“ tutupnya (bona)