Tim jurnalis dan peneliti dari National Geographic Explore Dunia mengunjungi Pulau Kasiak Pariaman untuk melakukan serangkaian penelitian awal terumbu karang yang ada di pulau eksotik tersebut.
Tim yang dikomandoi oleh Tom (Australia), bersama Wiva (Irlandia), Jered (Amerika) dan Mark (Australia) ditemani oleh Tim Ekspedisi Merah Putih Pariaman yang digawangi oleh Hendri Caniago, Oyong Liza Piliang, Chitra Aditur Bahri dan sejumlah anggota dari Tabuik Diving Club, mahasiswa fakultas kelautan perikanan UNRI Riau, berangkat dari Muara Pariaman dengan menyewa kapal motor wisata angkutan pulau swasta menempuh perjalanan selama 20 menit.
Menurut Tom (47), terumbu karang yang ada di Pulau Kasiak harus diselamatkan dengan cara menjaga dan merawat pulau tersebut dari perusak terumbu karang seperti nelayan pemburu jenis biota laut tertentu yang menggunakan bom atau dinamit, juga terhadap kapal nelayan yang berlabuh dan membuang jangkar di halaman pulau.
"Terumbu karangnya sangat indah, bagian selatan (terumbu karangnya) sedikit tertutup sendimen (lumpur). Sementara karang yang rusak adalah bagian depan masuk pulau. Terumbu karang yang beraneka ragam ini harus dijaga dengan ketat demi kelestarian ekosistem," kata Tom dalam bahasa Inggris yang kami terjemahkan.
Tim National Geographic bersama Tim Ekspedisi Merah Putih Pariaman sengaja melakukan dua kali sesion penyelaman, yaitu pada malam hari untuk meneliti reproduksi koral (terumbu karang bereproduksi pada malam hari), dan ekosistem plankton.
Sedangkan sesion siang harinya tim melakukan penyelaman secara menyeluruh mengelilingi Pulau Kasiak untuk melihat secara utuh jenis-jenis terumbu karang dan biota laut di ekosistem halaman Pulau Kasiak.
"Pemko Pariaman sudah menjadikan kawasan Pulau Kasiak sebagai kawasan konservasi. Maka dari itu, wisatawan reguler dilarang berkunjung kesini kecuali untuk melakukan penelitian atau eco-tourism yang sudah mengantongi izin dari dinas terkait," kata Hendri Caniago.
Menurut dia, hasil dari penelitian tersebut akan diajukan kepada Pemerintah Kota Pariaman untuk dijadikan bahan rujukan dan masukan.
"Penelitian ini sangat penting apalagi dilakukan oleh organisasi sekelas National Geographic. Tentu Pemko Pariaman sangat apresiasif akan hal ini," tutup Hendri, pembina Yayasan Komunitas Merah Putih Pariaman bersama Genius Umar sebagai pendiri yayasan non profit yang bergerak di bidang kelestarian lingkungan hidup tersebut.
OLP