Dari hasil penilaian oleh para dewan juri yang terdiri atas pakar arsitek ITB (Institute Tekhnologi Bandung), USU (Universitas Sumatera Utara) dan IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) serta satu dewan juri dari kalangan ahli ilmu Agama Islam, ditetapkanlah empat tim (4) finalis yang harus mempresentasikan dahulu gagasan pradisain Mesjid Agung Kota Pariaman atau Mesjid Terapung Kota Pariaman dihadapan para hadirin di Aula Utama Balaikota Pariaman, Rabu, (24/12) sebelum diumumkan sebagai pemenang sayembara.
Dalam acara yang dibuka langsung oleh Walikota Pariaman Mukhlis Rahman dan dihadiri oleh Wakil Walikota Genius Umar, Ketua DPRD Mardison Mahyuddin, Wakil Ketua DPRD Syafinal Akbar dan Jhon Edward, Anggota DPRD, DPP PKDP, Sekdako Armen, Ketua MUI, Ketua PKK dan GOW, Dandim 0308, para Kepala SKPD, Camat, Kades/Lurah se Kota Pariaman, beserta ke empat para finalis itu, disebutkan bahwa sebelumnya 28 tim peserta dari seluruh Indonesia ikut serta dalam sayembara lomba disein Mesjid Agung Kota Pariaman. Artinya, dari 28 peserta lomba disein, hanya empat diantaranya yang lolos ke empat besar final.
Menurut Mukhlis, 12 tahun sejak Kota Pariaman menjadi Kota Otonom namun belum memiliki sebuah Mesjid Agung. Keberadaan Mesjid Agung, kata Mukhlis, tidak hanya untuk menampung jumlah jemaah skala besar, akan tetapi juga untuk menjadi ikon dari sebuah kota, destinasi wisata, pusat ekonomi, dan pusat pengembangan Agama Islam.
Menurutnya, langkah pasti untuk membangun sebuah Mesjid Agung Kota Pariaman sudah semakin jelas dengan diadakannya sayembara merancang disein Mesjid Agung yang lokasinya harus berada di pinggir pantai (Mesjid Terapung), seperti di Pantai Gandoriah, Pantai Cermin dan Pantai Kata. Terkait lokasi pastinya, kata Mukhlis, tergantung hasil kajian dari para ahli tekhnis rancang bangun yang telah dipersiapkan.
"Saya sangat gembira karena semua pimpinan DPRD Kota Pariaman dan Anggota DPRD sangat banyak yang menghadiri acara ini. Semoga dengan kehadirannya ini, berlanjut dengan menyetujui dan mendukung kebijakan pembangunan Mesjid Agung," kata Mukhlis.
Mukhlis menuturkan, ide pembangunan Mesjid Agung sudah ada sejak tahun 2010 silam dimasa periode pertama kepemimpinannya sebagai walikota. Jika pembangunan Mesjid Agung tersebut terlaksana, lanjutnya, maka Kota Pariaman akan menjadi salah satu daerah tujuan wisata religi, belum lagi Pariaman sudah dikenal sebagai basis syiar Agama Islam di Sumatera Barat.
Disamping itu Mukhlis juga mencontohkan keberhasilan negara Malaysia dalam mengelola Mesjid Agung Putra Jaya sebagai salah satu destinasi wisata yang sangat ramai dikunjungi wisatawan, baik oleh umat muslim sendiri maupun oleh non muslim.
"Dengan adanya Mesjid Agung Kota Pariaman ini, kita juga ikut berdakwah, melalui leafleat, brosur, maupun souvenir bernuansa islami," pungkasnya.
Usai presentasi oleh ke-empat finalis, para dewan juri akhirnya mengumumkan para juara lomba disein Mesjid Agung Kota Pariaman. Juara I diraih oleh Sudarmaidi yang berhak menerima hadiah uang tunai sebesar Rp 75 juta, Juara II Syahlan Syukri Nasution (Rp 50 juta), juara III Eldin (25 juta) dan juara pavorit Asmardi yang langsung dapat cash sebesar Rp 15 juta.
OLP