Sebanyak 13 wartawan media cetak, online dan radio yang biasa bertugas di Kota Pariaman melakukan studi peningkatan kompetensi ke Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Daerah pertama yang mereka kunjungi adalah Kota Tanjung Pinang.
Rombongan yang dipimpin Asisten I Setdako Pariaman Drs Lukman Syam MM berangkat dari Pariaman melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Selasa (16/12) siang. Setelah mengangkasa selama 55 menit, pesawat terbang yang mereka tumpangi mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam.
Usai menikmati makan siang di sebuah restoran dan menunaikan ibadah shalat, rombongan yang difasilitasi 5 aparatur Bagian Humas Setdako Pariaman itu melanjutkan perjalanan ke Kota Tanjung Pinang dengan menumpang kapal cepat. Setelah mengharungi lautan selama 55 menit pula, rombongan berlabuh di Tanjung Pinang.
Di Tanjung Pinang rombongan melakukan pertemuan silaturrahim dengan para perantau yang tergabung dalam Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP). Pertemuan berlangsung di Mushalla Nurul Muhajirin milik paguyuban itu, Selasa malam. Selain dengan jajaran Pengurus PKDP yang diketuai Syafril Kuniang, juga hadir sekitar 35 tokoh perantau asal Piaman.
Kepada para tamunya, Syafril Kuniang mengaku baru mendapatkan informasi kepastian tentang kedatangan rombongan jam lima sore. “Saya hubungi beberapa pengurus dan dewan penasehat, inilah kami yang hadir. Biasanya, kalau kami beitahukan lebih awal lagi, mushalla berukuran 12 x 12 meter ini bisa penuh sesak oleh sanak perantau asal Piaman yang berdomisili di Tanjung Pinang,” ujarnya.
Menurut Syafril, kekompakan mereka di Tanjung Pinang terpelihara dengan baik. Kegiatan rutin yang dilaksanakan berupa pertemuan bulanan, mingguan atau menghadiri hajatan-hajatan di rumah anggota. “Di komplek mushalla ini kami juga menyelenggarakan Taman Pendidikan Al-Quran,” papar Syafril.
Di samping mushalla memang terlihat berdiri bangunan dua lantai dengan enam petak ruangan yang berfungsi sebagai TPA dan Madrasah Diniyatul Awaliyah (MDA). Lembaga pendidikan itu memiliki anak-didik lebih dari 100 santri, tidaknya dari PKDP tetapi juga dari berbagai paguyuban lain. Lebih istimewa lagi, seluruh santri belajar secara gratis alias tanpa iyuran.
Menanggapi pemaparan Ketua PKDP Syafril Kuniang, Asisten I Setdako Pariaman Lukman Syam memberikan apresiasi sangat positif. Menurutnya, sudah hampir 2/3 daerah di Indonesia yang dikunjungi sejak menjadi pegawai negeri sipil (PNS), PKDP Tanjung Pinang terlihat luar biasa.
Secara umum, lanjutnya, perantau asal Piaman memiliki peran dan pengaruh di mana pun rantau yang mereka tuju. “Tak hanya di berbagai daerah di Indonesia, saya pun memperoleh informasi kalau perantau asal Piaman juga sukses di berbagai negara di dunia.
Terkait dengan program pembangunan di Kota Pariaman, Lukman menjelaskan, sesuai dengan potensi daerah sejak lima tahun terakhir pemerintah kota memperioritaskan sektor pariwisata. Untuk itu dibutuhkan peran investor, termasuk perantau asal Piaman agar menanamkan investasi.
Ia juga menyebutkan, sejak tahun 2010 Pemerintah Kota Pariaman telah membebaskan biaya pendidikan bagi seluruh siswa Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas / Kejuruan (SMA/K). “Kita berharap, pendidikan dasar warga kota semakin lebih baik. “Dulu, dengan pendidikan SD saja banyak perantau yang sukses, apalagi tamatan SLTA,” kata Lukman.
Rabu pagi keesokannya rombongan mengunjungi Pulau Penyengat, sekitar setengah jam naik perahu pompong dari Tanjung Pinang. Di pulau yang menyimpan kekayaan sejarah Melayu ini, rombongan wartawan dan humas mempelajari pola pengembangan sektor pariwisata.
Selanjutnya, Rabu sore, rombongan kembali ke Batam untuk melakukan studi komparatif ke Humas Pemko Batam, sekaligus mempelajari keunggulan-keunggulan kota itu dalam pengembangan sektor pariwisata untuk diterapkan di Kota Pariaman.
Dilaporkan: Zakirman Tanjung