Bupati Padangpariaman Ali Mukhni mengatakan perlu adanya payung hukum untuk pengembangan adat istiadat demi kelestarian kearifan lokal. Hal itu dikatakan Bupati Kamis pada saat pelaksanaan Pawai Budaya Alek Turun Mandi Anak, dalam rangka memeriahkan HUT Bundo Kandung ke 40 di Rumah Adat Sicincin, Kec. 2 x 11 Enam Lingkung (18/12).
Pada kesempatan itu, Bupati yang diwakili oleh Staf Ahli Raflen, mengatakan bahwa pada saat ini terjadi degradasi karakter anak bangsa. Menurutnya, hal ini dapat dilihat dengan semakin maraknya perkelahian maupun kekerasan yang terjadi antara anak-anak sekolah.
"Mereka juga semakin tidak tertarik dan tidak mengenal adat istiadat yang menjadi ciri khas di Ranah Minang, karena jarang melihat prosesi adat yang menyangkut kehidupan sehari-hari," kata Raflen.
Oleh karena itu, dikatakan Raflen, Bupati sangat mengapresiasi adanya Pawai Budaya Alek Turun Mandi yang dilaksanakan oleh Bundo Kandung Padangpariaman dan difasilitasi oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata. Dia berharap, dengan adanya kegiatan seperti ini akan menarik perhatian masyarakat untuk kembali melaksanakan adat istiadat yang memiliki nilai budaya tinggi, dan akan membantu pelestariannya dengan perumusan regulasi yang mengikat.
Dalam Pawai Budaya Alek Turun Mandi Anak ini, dilaksanakan prosesi-prosesi seperti Babako, Mandendang untuk anak yang dilanjutkan dengan pergi memandikan anak di Pincuran Tujuh Pakandangan dengan menggunakan Bendi. Selain itu, dilaksanakan juga pidato adat oleh Ninik Mamak diwakili oleh Dt. Rajo Bulan, yang penuh dengan petatah petitih.
“Kok tibo ndak tasalami kok duduk indak pada tampekyo, rancak andak tibo dipandang roman, elok kok tibo dipandang rupo, balai balai di bukiktinggi, disimpang jalan ka pasaman kito basamo lah sangaik basanang hati jo marhaban kito sudahan. Bersyukur kito kepada Allah bershalawat kepada Nabi, dek sasui karajo sudah, dek sakato karajo jadi. Dari pihak sapangka dan jo pihak bako mari kito naik bendi manganta anak cucu kito anak Fadhlan Jussy Alzafran, anak dari Ibu Yessy Afri Yenti dan Bagindo junaidi turun mandi ka masajid pincuran tujuh nagari pakandangan," pantun petitih Dt. Rajo Bulan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bundo Kandung Padangpariaman didampingi Er Syukri, mengatakan bahwa tujuan diadakannya alek tersebut adalah untuk pencitraan terhadap calon pemimpin yang lahir di Ranah Minang.
"Anak laki laki akan menjadi peghulu, serta akan mengurus anak dan kamanakan di sukunya. Sedangkan anak perempuan akan menjadi Bundo di Rumah Gadang. Selain Alek Turun Mandi Anak, Alek Perkawinan dan Alek Sunat Rasu merupakan alek yang mustinya dilaksanakan di daerah Padangpariaman," kata Bundo Kanduang menyebutkan.
Terakhir, pihak Bundo Kandung mengucapkan terima kasih kepada Disporabudpar Padangpariaman yang sudah memfasilitasi terlaksananya acara Alek, yang berjalan dengan sukses dan lancar.
Tim