Sorak-sorai terdengar dari sudut kanan Medan nan Balinduang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas ketika dewan juri debat sejarah mengumumkan hasil lomba. Sudut kanan yang merupakan tempat duduk siswa-siswi dan guru pendamping dari SMAN 1 Lubuk Alung riuh dengan teriakan dan tepuk tangan. Ini merupakan lampiasan rasa senang ketika dewan juri menunjuk SMA ini sebagai pemuncak, Rabu (12/11).
Salah seorang siswa SMAN 1 Lubuk Alung mengaku sangat senang dengan hasil yang diperoleh sekolahnya. “Wah, ini adalah pengalaman dan prestasi yang sangat membanggakan bagi kami,” ungkapnya.
Guru pendamping SMAN 1 Lubuk Alung Wisneli mengatakan bahwa kemenangan ini bukan hanya milik sekolahnya, namun juga kemenangan bagi seluruh peserta.
“Kita semua harus berbahagia siswa-siswi sekalian, karena diberi kesempatan mengikuti olimpiade sejarah ini. Ini merupakan kemenangan yang sangat luar biasa. Sejarah yang selama ini dianggap membosankan, melalui olimpiade ini, semua itu terpatahkan,” kata Wisneli ketika diberi kesempatan memberikan sambutan dan saran pada saat penutupan.
Selain menjuarai debat sejarah, SMAN 1 Lubuk Alung juga berhasil memboyong 2 gelar lainnya. Yakni, harapan 2 lomba cerdas cermat dan harapan 2 penulis potensial pada LKTI.
Lomba-lomba di atas merupakan rangkaian acara olimpiade sejarah yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. Acara yang bertajuk hari pahlawan ini diadakan selama dua hari, Selasa-Rabu (11-12/11).
Muhammad Safuan, ketua panitia acara mengatakan bahwa olimpiade ini adalah acara tahunan Hima Sejarah. Dia menuturkan olimpiade kali ini sudah memasuki tahun ke empat dan tiap tahunnya mengalami perkembangan. Seperti halnya dalam jenis lomba.
“Tahun sebelumnya, kami hanya menyelenggarakan tiga jenis lomba yakni lomba ujian tulis, LKTI dan cerdas cermat. Tahun ini, kami menambahnya dengan lomba debat sejarah,” jelas Safuan.
Dr. Anatona, M.Hum, ketua Jurusan Sejarah Universitas Andalas juga menambahkan bahwa sudah menjadi trend bahwa olimpiade sejarah ini selalu mengembangkan sayap tiap tahunnya.
“Tiap tahun, jumlah peserta olimpiade sejarah selalu mengalami peningkatan. Untuk tahun ini kita berhasil mendatangkan 32 kontingen dari 23 sekolah se Sumatera Barat. Untuk tahun depan, kami akan terus berusaha menambah jumlah peserta,” ujar dia.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof., Dr., Phil. Gusti Asnan mengungkapkan kebanggaannya terhadap olimpiade ini. Apalagi antusiasme peserta yang semakin meningkat tiap tahunnya.
Pada hari pertama (11/11), acara yang bertema “Pahlawan Berjuang, Sejarah Bercerita” ini dilaksanakan lomba ujian tulis dan debat sejarah. Sedangkan pada hari kedua (12/11) dilaksanakan seminar sejarah dengan tema “Siti Manggopoh, ‘Singa Betina’ Minangkabau yang Terlupakan”, kemudian dilanjutkan dengan presentasi lima karya tulis terbaik dan lomba cerdas cermat.
Tim