Tim Penilai Sekolah Adiwiyata Nasional ke SMP 9 Pariaman
SMP 9 Pariaman mewakili Kota Pariaman untuk Sekolah Adiwiyata tahun 2014 setelah dikirimnya Tim Penilai Adiwiyata Nasional tahun 2014 ke sekolah tersebut, Rabu (15/10/2014). Tim penilai adalah Sartono dari kementrian Lingkungan Hidup Pusat didampingi Dr. Nurhasan Syah, M.Pd dari Praktisi pendidikan UNP, Aulia Azhar dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatra Barat. Sedangkan untuk tim pendamping sekolah adiwiyata Kota Pariaman adalah Linda Osra, SH, MH Kabid Hukum dan Informasi BLH Kota Pariaman beserta Lia Destari, ST juga dari BLH Kota Pariaman.
Kepala Sekolah SMP 9 Pariaman Nurheimy dalam presentasenya mengatakan telah banyak usaha yang dilakukan untuk menciptakan visi dan misi sekolah yang berwawasan lingkungan dan kreatifitas anak. Kata dia, dengan adanya program “Jumpa Berlian” (Jum'at Pagi Bersih lingkungan), adanya bank sampah di sekolah, green house, rumah kompos, serta pembuatan sumur resapan dan biopori di sekolah ditambah menjalin kemitraan dengan unsur yang terkait.
Dia menyebut, pengelolaan sekolah berbasis lingkungan dengan melibatkan siswa, guru, komite sekolah dan masyarakat setempat serta orang tua murid. Dengan demikian tuturnya, akan tercermin prilaku hidup bersih dan sehat serta pemanfaatan lahan sekolah yang dibantu semua pihak untuk pembuatan kebun sekolah dan taman komite yang dibuat secara badoncek (iyuran).
Sedangkan Linda Osra selaku tim pendamping sekolah adiwiyata Kota Pariaman mengatakan, sejak dia di tunjuk sabagai tim pendamping sekolah adiwiyata tahun 2012 sudah ada 3 sekolah yang mendampat Sekolah Adiwiyata di tingkat Nasional yaitu SD 01 Pauh kuraitaji di tahun 2012 menjadi sekolah adiwiyata mandiri di tahun 2013, untuk tahun 2013 ada SMP 3 Pariaman dan SD 19 Kampung Baru, terakhir tahun 2014 yaitu SMP 9 Pariaman.
Sartono selaku ketua Tim Penilai Adiwiyata Pusat menjelaskan bahwa dia hanya menvalidasi dan mengecek ke lapangan apakah sesuai dengan data yang di kirim ke pusat, sedangkan untuk menentukan sekolah layak atu tidak untuk Sekolah Adiwiyata adalah keputusan Dewan Adiwiyata Pusat. Dia mengungkap, takjub dengan siswa yang menyambut dengan Gandang Tasa dan para siswi yang menemani dia keliling untuk melihat sarana dan prasarana sekolah penunjang sekolah adiwiyata.
“Terimakasih atas sambutan yang diberikan kepada kami, baik kepala sekolah, para guru dan siswa beserta komite sekolah yang menyambut kami dengan sangat baik. Kriteria sekolah adiwiyata itu tersendiri sudah terwujud di sekolah ini, apalagi dengan antusias siswa yang mendapat giliran piket baik di green house, bank sampah, dan petugas kebersihan toilet sekolah yang dilakukan siswa secara bergilir,” tandas Sartono.
Juned/OLP