foto bersama
usai pembukaan MAPABA
Kader
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Kota Pariaman harus siapkan diri
menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Cita-cita yang tinggi akan
memberikan spirit untuk terus berproses dalam menjalani kehidupan sebagai
mahasiswa.
Ketua Umum
Pengurus Cabang (PC) PMII Kota Pariaman Satrian Effendi menegaskan hal itu pada
pembukaan Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) ke-12 Komisariat PMII STIT
Syekh Burhanuddin Pariaman, Sabtu (13/9/2014) di Pondok Pesantren Nahdlatul
Ulum, Desa Kajai Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman.
Menurut
Satria, PMII sebagai organisasi kemahasiswaaan salah satunya bertujuan untuk
melahirkan pemimpin bangsa yang harus siap berbuat di tengah masyarakat. Oleh
karena itu, setiap kader PMII sejak dini harus
menyiapkan dirinya memimpin orang banyak.
“Disiplin
kader dalam berproses di PMII akan menentukan berhasil tidaknya di kemudian
hari. Kader yang memiliki disiplin, akan memiliki kemampuan memenej waktu
dengan tepat. Sehingga keberhasilan dapat diraih,” kata Satria yang kini
tercatat sebagai mahasiswa magister IAIN Imam Bonjol Padang.
Satria
membantah anggapan mahasiswa yang aktifis bisa terlambat menyelesaikan kuliah
dan memperoleh IPK yang cenderung rendah. Secara pribadi, kata Satria, dirinya
bisa menyelesaikan S-1 di STIT Syekh Burhannuddin kurang dari 4 tahun dengan
IPK kelulusan 3,70. Hal ini salah satu didorong karena aktifitasnya selama di
PMII. “Jadi keliru anggapan aktif di organisasi mahasiswa akan mengganggu
proses perkuliahan. Yang benarnya bagaimana mahasiswa memenej diri dan waktunya
antara kuliah dan berorganisasi sehingga meraih prestasi,” kata Satria Tuanku
Kuning alumni Pondok Pesantren Madrasah
Miftahul Istiqamah (MMI) Sungai Asam Kecamatan 2 X 11 VI Lingkungan ini.
Pemimpin yang
baik itu tidak lahir seketika. Pemimpin yang baik akan lahir dari
konflik-konflik dan pengalaman dalam dinamika organisasi. Pemimpin sudah
terbiasa dengan berbagai masalah yang dihadapinya dalam menjalankan organisasi.
Dari pengalaman organisasi seorang mahasiswa memiliki kemampuan plus selain
prestasi akademiknya, Satri menambahkan.
Ditambahkan
Satria, PMII merupakan tempat orang (mahasiswa) yang mau berpikir, bergerak dan
berbuat. Sehingga kader PMII tidak boleh cenggeng, lemah dan selalu berpikir
positif. “Kita boleh saja kuliah di STIT, di Kota Pariaman, tapi kita harus
kreatif, inovatif dan bergerak. Sehingga kita sendiri yang membuat hebat, bukan
orang lain. Kita melakukan sesuatu yang dinilai orang lain hebat, maka jadilah
orang hebat. Walau ada yang kuliah di perguruan tinggi mahal, elit dan favorit,
tapi kita tidak mau berbuat sesuatu yang
hebat, hasilnya tetap saja biasa-biasa saja,” kata Satria menambahkan.
Pembukaan
Mapaba dihadiri Bendahara PW GP Ansor Sumbar Armaidi Tanjung, Pengurus PC PMII
Kota Pariaman, Ketua Komisariat PMII STIT Rozi Yardinal dan STIE Sumbar Iqbal.
Ketua Panitia
Faisal Amri Tanjung menyebutkan, Mapaba bertemakan “Satu Gerakan Untuk NKRI”
diikuti 20 mahasiswa STIT Syekh Burhanuddin di semester I dan III. Mapaba
berlangsung selama 2 hari, Sabtu-Minggu (13-14/9/2014). A.T