Peserta
Taqarrubun Nafsiyah sedang berbaris di halaman Pesantren Nurul Yaqin.
Sebanyak 230 orang santri
baru Pondok Pesantren Nurul Yaqin, Ringan-Ringan Pakandangan, Kecamatan Enam
Lingkung Kabupaten Padangpariaman, propinsi Sumatera Barat selesai mengikuti
Taqarrubun Nafsiyah (masa pengenalan diri), Minggu (14/9/2014). Nafsiyah
dimulai sejak Jumat (12/9/2014), merupakan kegiatan pengenalan santri terhadap
proses belajar mengajar di Pesantren Nurul Yaqin.
Ketua
Yayasan Pembangunan Islam El Imraniyah (PYII) Ringan-Ringan Drs. Idarussalam
Tuanku Sutan, di Pondok Pesantren Nurul
Yaqin Ringan-Ringan, Minggu (14/9/2014), menjelang penutupan pukul 24.00 WIB
dini hari menyebutkan, kegiatan Nafsiyah
penting dilakukan agar santri baru memahami proses belajar mengajar yang dilakukan
di Pesantren Nurul Yaqin. Selain itu, santri juga dibekali pengetahuan
kedisiplinan, pengembangan minat dan
bakat.
Kepala Tata
Usaha/Sekretariat Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan M. Asyraful Anam
Tuanku Bagindo yang didampingi Ketua Panitia Nafisyah Setri Suprianto Tuanku
Bagindo Malin, selama Nafsiyah
berlangsung peserta diberikan materi
tentang Peraturan Baris-Baris (PBB),
Sosialisasi Berkendaraan di Jalan Raya dan Penanaman Sadar Hukum dari
Polres Padangpariaman, Peran Santri Dalam Pergeseran Zaman dan Pembangunan
Daerah oleh Rahmat Tuanku Sulaiaman MM, PP Nurul Yaqin dari berbagai aspek oleh
M. Rais Tk. Labai Nan Basa, SS, Asrama Media Implementasi Imtaqdan Kebudayaan oleh Almunawir, S.Pd.I, Rahasia
santri Sukses dalam Menggali Potensi oleh Ima Latunil, S.Ag, Kesantrian dan
Penguatan Nilai-Nilai Ahlussunnah oleh Zulhamdi Tk. Kerajaan Nan Saleh.
Nafsiyah
tahun ini terpilih sebagai Buya (Raja) Ahmad Fadli dan Umi (Ratu) Agustin.
Keduanya terpilih dari penilaian 5 aspek, yakni kedisiplin PBB, bacaan
Al-Qur’an, dakwah, bakat dan hobi. Nilai tertingginya dari aspek PBB, dakwah
dan bakat. Sedangkan Agustin lebih menonjol PBB, tilawah dan dakwah.
Anam juga
menambahkan, saat penutupan terungkap ada santri yang sudah hafal 5 juz Al
Qur’an. Beberapa santri baru tersebut juga ada hafal 1 juz. “Tahun ini Nurul
Yaqin mencoba menerapkan kepada santri one day one ayat. Artinya masing-masing
santri menghafal 1 ayat, setiap hari,” kata Anam yang juga mantan Ketua Umum
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Padangpariaman ini.
Dikatakan
Anam, selama ini Nurul Yaqin memprioritaskan pemahaman dan membaca kitab bagi
santrinya. Sehingga hafalan ayat Al Qur’an kurang diprioritas. Program one day
one ayat, salah satu upaya meningkatkan hafalan santri. Program ini dikhususkan
pada tingkat tsanawiyah. Sedangkan di tingkat aliyah, lebih difokuskan hafalan
syair. Syair merupakan dasar kajian ilmu alat dalam memahami
kitab-kitab kuning.
A.T