Kepala Tata Usaha/Sekretariat Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan M. Asyraful Anam Tuanku Bagindo, sedang mengontrol proses pemindahan peralatan asrama putra di halaman asrama putra, Jumat (8/8/2014) siang.
Sebanyak 420 lebih santri Pondok Pesantren Nurul Yaqin, Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padangpariaman, propinsi Sumatera Barat mulai menempati asrama baru berlantai 3. Penempatan ini seiring dimulainya proses belajar mengajar tahun ajaran 2014/2015, Jumat (8/8/2014).
Kepala Tata Usaha/Sekretariat Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan M. Asyraful Anam Tuanku Bagindo, yang dijumpai saat proses pemindahan asrama putra, Jumat (8/8/2014) siang mengatakan, mulai hari ini santri putra menempati asrama rusunawa (rumah susun sewa) yang dibangun Kementerian Perumahan Rakyat RI. Sejak kemaren sudah dimulai proses pemindahan peralatan asrama putra.
Tahun ini Pesantren Nurul Yaqin menerima 216 santri baru. Sedangkan saat ini jumlah santri mencapai 530 orang. Total santri mencapai 746 santri, laki-laki dan perempuan, kata Anam.
“Standar dari Kementerian kapasitas gedung berukuran 37 X 13,5 meter lantai tiga ini sebanyak 300 santri. Namun asrama ini akan ditempati lebih dari 400 santri putra. Ini sesuai dengan jumlah santri putra yang ada di Pesantren Nurul Yaqin,” kata Anam mantan Ketua Umum PC Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Padangpariaman ini.
Selama ini, kata Anam, santri laki-laki selain tinggal di asrama putra yang terbatas, juga tersebar di berbagai lokasi di sekitar pesantren. Baik di rumah penduduk, maupun di pondok-pondok sekitar kawasan pesantren. “Dengan ditempatinya asrama baru ini, maka seluruh santri putra sudah satu tempat. Sedangkan asrama putri yang kurang layak ditempatinya, akan menempati asrama putra yang sudah ditinggalkan. Asrama putri selama ini sudah over kapasitas,” kata Anam menambahkan.
Ditempatinya asrama baru ini, diharapkan dapat meningkatkan kontrol terhadap santri putra dalam proses belajar mengajar. Hal ini seiring dengan upaya peningkatan mutu pendidikan santri Nurul Yaqin ke depan.
Diakui Anam, masih banyak fasilitas yang harus dilengkapi di areal 1,2 hektar ini. “Kita masih butuh musalla berkapasitas 1.000 hingga 1.500 jamaah sehingga dapat menampung santri, jamaah, masyarakat sekitarnya dalam menjalankan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya. Juga ruangan perpustakaan, labor komputer, kantin dan termasuk rumah guru untuk pengawasan 24 jam santri,” kata Anam alumni Pesantren Ringan-Ringan ini.
Pembangunan asrama putra (Rusunawa) dilaksanakan peletakan batu pertamanya 9 Februari 2013 lalu oleh Bupati Padangpariaman Ali Mukhni. Rusunawa menelan biaya Rp 5 miliar bantuan Kementerian Perumahan Rakyat. Bangunan asrama tersebut dijadikan 27 kamar, yang dapat menampung 400 – 500 santri.
Menurut Anam, Pesantren Nurul Yaqin didirikan tahun 1960 oleh Syekh H. Ali Imran Hasan. Tingkat pendidikan mulai dari tsanawiyah hingga ma’ahad ‘ali yang menempati lokasi ¼ hektar. “Para santrinya sering menjuarai berbagai lomba MTQ dan kegiatan kepesantrenan lainnya di Kabupaten Padangpariaman dan Propinsi Sumatera Barat. Selain itu, alumninya banyak yang melanjutkan ke Timur Tengah, perguruan tinggi negeri dan swasta baik di Sumatera maupun Jawa, tingkat S1, S2 maupun S3 (doktor),” kata Asyraful.
Kiprah alumni Nurul Yaqin tidak saja dibidang pendidikan pondok pesantren, tapi juga merambah ke berbagai bidang keahlian dan profesi di tengah masyarakat, tutur Asyraful Anam menambahkan.
Armaidi Tanjung
Sebanyak 420 lebih santri Pondok Pesantren Nurul Yaqin, Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padangpariaman, propinsi Sumatera Barat mulai menempati asrama baru berlantai 3. Penempatan ini seiring dimulainya proses belajar mengajar tahun ajaran 2014/2015, Jumat (8/8/2014).
Kepala Tata Usaha/Sekretariat Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan M. Asyraful Anam Tuanku Bagindo, yang dijumpai saat proses pemindahan asrama putra, Jumat (8/8/2014) siang mengatakan, mulai hari ini santri putra menempati asrama rusunawa (rumah susun sewa) yang dibangun Kementerian Perumahan Rakyat RI. Sejak kemaren sudah dimulai proses pemindahan peralatan asrama putra.
Tahun ini Pesantren Nurul Yaqin menerima 216 santri baru. Sedangkan saat ini jumlah santri mencapai 530 orang. Total santri mencapai 746 santri, laki-laki dan perempuan, kata Anam.
“Standar dari Kementerian kapasitas gedung berukuran 37 X 13,5 meter lantai tiga ini sebanyak 300 santri. Namun asrama ini akan ditempati lebih dari 400 santri putra. Ini sesuai dengan jumlah santri putra yang ada di Pesantren Nurul Yaqin,” kata Anam mantan Ketua Umum PC Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Padangpariaman ini.
Selama ini, kata Anam, santri laki-laki selain tinggal di asrama putra yang terbatas, juga tersebar di berbagai lokasi di sekitar pesantren. Baik di rumah penduduk, maupun di pondok-pondok sekitar kawasan pesantren. “Dengan ditempatinya asrama baru ini, maka seluruh santri putra sudah satu tempat. Sedangkan asrama putri yang kurang layak ditempatinya, akan menempati asrama putra yang sudah ditinggalkan. Asrama putri selama ini sudah over kapasitas,” kata Anam menambahkan.
Ditempatinya asrama baru ini, diharapkan dapat meningkatkan kontrol terhadap santri putra dalam proses belajar mengajar. Hal ini seiring dengan upaya peningkatan mutu pendidikan santri Nurul Yaqin ke depan.
Diakui Anam, masih banyak fasilitas yang harus dilengkapi di areal 1,2 hektar ini. “Kita masih butuh musalla berkapasitas 1.000 hingga 1.500 jamaah sehingga dapat menampung santri, jamaah, masyarakat sekitarnya dalam menjalankan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya. Juga ruangan perpustakaan, labor komputer, kantin dan termasuk rumah guru untuk pengawasan 24 jam santri,” kata Anam alumni Pesantren Ringan-Ringan ini.
Pembangunan asrama putra (Rusunawa) dilaksanakan peletakan batu pertamanya 9 Februari 2013 lalu oleh Bupati Padangpariaman Ali Mukhni. Rusunawa menelan biaya Rp 5 miliar bantuan Kementerian Perumahan Rakyat. Bangunan asrama tersebut dijadikan 27 kamar, yang dapat menampung 400 – 500 santri.
Menurut Anam, Pesantren Nurul Yaqin didirikan tahun 1960 oleh Syekh H. Ali Imran Hasan. Tingkat pendidikan mulai dari tsanawiyah hingga ma’ahad ‘ali yang menempati lokasi ¼ hektar. “Para santrinya sering menjuarai berbagai lomba MTQ dan kegiatan kepesantrenan lainnya di Kabupaten Padangpariaman dan Propinsi Sumatera Barat. Selain itu, alumninya banyak yang melanjutkan ke Timur Tengah, perguruan tinggi negeri dan swasta baik di Sumatera maupun Jawa, tingkat S1, S2 maupun S3 (doktor),” kata Asyraful.
Kiprah alumni Nurul Yaqin tidak saja dibidang pendidikan pondok pesantren, tapi juga merambah ke berbagai bidang keahlian dan profesi di tengah masyarakat, tutur Asyraful Anam menambahkan.
Armaidi Tanjung