Disaat pemerintah melalui Sidang Itsbat KEMENAG RI menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435 H jatuh pada hari Senin, (28/07). Namun lain halnya dengan Pengikut Jamaah Tarekat Syattariyah di Ulakan Tapakis Kab. Padangpariaman, Sumatera Barat.
Mereka, Senin, (28/07) baru melakukan ritual maniliak (melihat) bulan (hilal) sebagai tanda untuk menentukan awal 1 syawal 1435 Hijriah.
Pimpinan Ulama Tarekat Syattariyah Ulakan Ali Imran Tuangku Bagindo Qadhi mengatakan, menjelang maghrib seluruh alim ulama akan maniliak hilal di lima titik yaitu, di Koto Tuo Padang Panjang, Agam, Pesisir Selatan, Sijunjung, dan Pantai Ulakan.
"Sesudah melihat hilal di lima titik ini barulah kami akan melaksanakan sholat idul fitri dan merayakan lebaran pada hari Selasa, (29/07)," ucapnya.
Tradisi maniliak bulan dilakukan dengan mata telanjang tanpa menggunakan alat pengukur atau teleskop. Dan ini sudah tradisi turun temurun. Metode itu dilakukan dengan memakai hitungan takwin qamsyiah yakni hitungan berdasarkan tahunan.
Tidak hanya dalam menentukan 1 syawal, sebelumnya untuk menentukan 1 ramadhan, juga dilakukan hal serupa (maniliak hilal).
Jamaah tarekat syattariyah pengikut syekh burhanudin tersebut tersebar di sejumlah daerah di Padangpariaman, Kota Pariaman, dan berbagai daerah lainnya di Sumatera Barat yang berpusat di Ulakan Tapakis.
Pengikut ini masih melaksanakan ibadah puasa 1 hari lagi di saat mayoritas umat sudah berlebaran.
Andra Sikumbang