Bupati Ali Mukhni berfoto bersama usai menerima piagam penghargaan dari MDI Kabupaten Padangpariaman
Setiap agama yang dianut manusia semuanya adalah untuk kenyamanan,
ketenangan dan ketentraman penganutnya. Tidak ada agama mengajarkan
konflik dalam kehidupan masyarakat.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Padangpariaman Dr.
Zainal Tuanku Mudo mengungkapkan hal itu pada Tabliq Akbar dan Orasi
Kebangsaan Islam Rahmatan Lil’alamin, Rabu (23/7/2014), di Hall Pemkab
Padangpariaman, di Pariaman. Kegiatan bertemakan, “Rekonsiliasi
Kebangsaan dan Silaturrahim Anak Negeri Pascapilpres 2014”, diikuti
Ketua KPU Padangpariaman Vifner, Ketua Panwaslu, pimpinan partai
politik peserta pemilu 2014 dan ditutup orasi kebangsaan Bupati
Padangpariaman Ali Mukhni.
Menurut Zainal, agama akan memicu terjadinya konflik di tengah
masyarakat ketika agama diseret oleh kepentingan-kepentingan kelompok
yang tidak terkait langsung dengan agama.
“Setelah agama diseret ke kelompok tertentu, inilah yang menjadi masalah dan menimbulkan kekerasan di tengah masyarakat,” kata Zainal mantan Ketua PW Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Propinsi Sumatera Barat ini.
Masyarakat Padangpariaman, kata Zainal, memang tidak pernah melakukan
tindakan radikal. Mereka yang melakukan tindakan radikal tersebut
berarti hidup dengan pesimis dalam menghadapi masalah.
“Jadi masyarakat Padangpariaman pantang melakukan kekerasan, karena
kekerasan tidak menyelesaikan masalah,” kata Zainal.
Dikatakan, selama berlangsungya Pemilu legislatif April 2014 dan
Pilpres 9 Juli lalu, tidak ada tindakan kekerasan yang terjadi
diantara peserta Pemilu maupun pendukung dan tim sukses masing-masing
calon. Walaupun ada perbedaan pilihan, beda pikiran, beda kandidat,
tapi selesai pemilihan masyarakat kembali bersatu. Dalam bahasa agama,
semua manusia itu sama, yang membedakannya adalah ketakwaan kepada
Allah.
“Ibarat taman bunga yang beraneka ragam warna. Ada hijau, merah,
kuning, putih dan seterusnya. Namun justru dengan banyak warna itu,
taman semakin indah. Begitu pula kehidupan, dengan adanya perbedaan
itu, mari kita jadikan hidup ini indah,” ajak Zainal.
Sementara itu, Ketua Panitia Tablik Akbar dan Orasi Kebangsaan yang
juga Ketua Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) Padangpariaman Rahmat Tuanku
Sulaiman mengatakan, kegiatan ini digelar pasca diumumkannya hasil
Pilpres oleh KPU Selasa (22/7/2014) malam. Adanya dua kubu yang
bertarung memperebutkan kursi R-1 dan R-2, setelah pengumuman
tersebut kita berharap kembali bersatu.
“Momen ini merupakan upaya kita kembali membangun silaturrahmi dan
persaudaraan yang sempat terganggu dengan pelaksanaan pilpres. MDI
Kabupaten Padangpariaman terpanggil untuk turut membangun demokrasi,”
kata Rahmat mantan Ketua PCNU Padangpariaman ini.
Kita pantas mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara pemilu, KPU
dan pengawal pemilu Panwaslu, yang sudah melaksanakan pemilu dengan
baik di Kabupaten Padangpariaman, kata Rahmat menambahkan.
Masing-masing pimpinan partai politik diberikan kesempatan untuk
menyampaikan orasi kebangsaan. Usai orasi dan tablik akbar,
masing-masing yang menyampaikan orasi menerima piagam penghargaan dari
MDI Padangpariaman.
Armaidi Tanjung
Setiap agama yang dianut manusia semuanya adalah untuk kenyamanan,
ketenangan dan ketentraman penganutnya. Tidak ada agama mengajarkan
konflik dalam kehidupan masyarakat.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Padangpariaman Dr.
Zainal Tuanku Mudo mengungkapkan hal itu pada Tabliq Akbar dan Orasi
Kebangsaan Islam Rahmatan Lil’alamin, Rabu (23/7/2014), di Hall Pemkab
Padangpariaman, di Pariaman. Kegiatan bertemakan, “Rekonsiliasi
Kebangsaan dan Silaturrahim Anak Negeri Pascapilpres 2014”, diikuti
Ketua KPU Padangpariaman Vifner, Ketua Panwaslu, pimpinan partai
politik peserta pemilu 2014 dan ditutup orasi kebangsaan Bupati
Padangpariaman Ali Mukhni.
Menurut Zainal, agama akan memicu terjadinya konflik di tengah
masyarakat ketika agama diseret oleh kepentingan-kepentingan kelompok
yang tidak terkait langsung dengan agama.
“Setelah agama diseret ke kelompok tertentu, inilah yang menjadi masalah dan menimbulkan kekerasan di tengah masyarakat,” kata Zainal mantan Ketua PW Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Propinsi Sumatera Barat ini.
Masyarakat Padangpariaman, kata Zainal, memang tidak pernah melakukan
tindakan radikal. Mereka yang melakukan tindakan radikal tersebut
berarti hidup dengan pesimis dalam menghadapi masalah.
“Jadi masyarakat Padangpariaman pantang melakukan kekerasan, karena
kekerasan tidak menyelesaikan masalah,” kata Zainal.
Dikatakan, selama berlangsungya Pemilu legislatif April 2014 dan
Pilpres 9 Juli lalu, tidak ada tindakan kekerasan yang terjadi
diantara peserta Pemilu maupun pendukung dan tim sukses masing-masing
calon. Walaupun ada perbedaan pilihan, beda pikiran, beda kandidat,
tapi selesai pemilihan masyarakat kembali bersatu. Dalam bahasa agama,
semua manusia itu sama, yang membedakannya adalah ketakwaan kepada
Allah.
“Ibarat taman bunga yang beraneka ragam warna. Ada hijau, merah,
kuning, putih dan seterusnya. Namun justru dengan banyak warna itu,
taman semakin indah. Begitu pula kehidupan, dengan adanya perbedaan
itu, mari kita jadikan hidup ini indah,” ajak Zainal.
Sementara itu, Ketua Panitia Tablik Akbar dan Orasi Kebangsaan yang
juga Ketua Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) Padangpariaman Rahmat Tuanku
Sulaiman mengatakan, kegiatan ini digelar pasca diumumkannya hasil
Pilpres oleh KPU Selasa (22/7/2014) malam. Adanya dua kubu yang
bertarung memperebutkan kursi R-1 dan R-2, setelah pengumuman
tersebut kita berharap kembali bersatu.
“Momen ini merupakan upaya kita kembali membangun silaturrahmi dan
persaudaraan yang sempat terganggu dengan pelaksanaan pilpres. MDI
Kabupaten Padangpariaman terpanggil untuk turut membangun demokrasi,”
kata Rahmat mantan Ketua PCNU Padangpariaman ini.
Kita pantas mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara pemilu, KPU
dan pengawal pemilu Panwaslu, yang sudah melaksanakan pemilu dengan
baik di Kabupaten Padangpariaman, kata Rahmat menambahkan.
Masing-masing pimpinan partai politik diberikan kesempatan untuk
menyampaikan orasi kebangsaan. Usai orasi dan tablik akbar,
masing-masing yang menyampaikan orasi menerima piagam penghargaan dari
MDI Padangpariaman.
Armaidi Tanjung