Beberapa isu yang santer beredar di masyarakat adalah meragukan ke islaman Jokowi dan asal-usul keluarganya. Seperti yang dikatakan Iwan Piliang, aktivis nasional, dan tokoh media yang berasal dari Sungai Gerinngging yang mengenal Joko Widodo secara personal mengatakan bahwa Jokowi adalah muslim yang sangat taat yang tidak pernah mengatakan ketaatannya, Minggu, 22/6.
"Jokowi sudah dua kali naik haji dan sudah lima belas tahun lamanya puasa nabi Daud dan puasa Senin Kamis. Tak heran badannya kurus. Dia sholatnya tak pernah tinggal. Tapi, sebagai seorang muslim, Jokowi merasa hal itu adalah tanggung jawab dia kepada Allah SWT yang tidak perlu dipublikasikan," kata Iwan, dalam sambutannya jelang cabut undian nomor pemenang door-price dipanggung yang disediakan panitia gerak jalan sehat pendukung Jokowi-JK Pariaman.
Iwan melanjutkan, Kedua orangtua Jokowi adalah orang Indonesia asli, dilahirkan Islam, pribumi, tidak sebagaimana yang di isukan selama ini oleh lawan politiknya.
"Justru jika kita jujur, calon presiden sebelahlah yang dia sendirian muslim ditengah keluarganya. Namun kita tidak permasalahkan tentang hal itu karena masalah keyakinan dan ibadah adalah hubungan setiap individu dengan penciptaNya," imbuh Iwan.
Senada dengan Iwan Piliang, Indra Jaya Piliang karib disapa IJP mengatakan sudah saatnya kita memilih pemimpin yang benar-benar merakyat, bekerja untuk rakyat dan memiliki program nyata yang telah terbukti.
"Saya kenal dengan Prabowo, saya kenal dengan Hatta Rajasa, tapi untuk calon Presiden, saya pilih Jokowi-JK. Kenapa, karena hanya Jokowi-JK lah diantara keempat orang yang saya sebutkan diatas yang tidak memiliki masalah. Demi pilihan politik saya tersebut, jabatan di Partai Golkar saya letakan dengan ksatria," ucap IJP.
IJP menegaskan, dengan program kartu Indonesia Pintar dan Indonesia Sehat yang digagas Jokowi, sangat berbeda aplikasinya dengan program-program yang telah ada selama ini.
"Dengan kartu sehat dan pintar, semua data menyangkut kartu pemilik ada didalamnya. Jika ada yang sakit, kemanapun berobat, baik diluar Provinsi Sumbar digratiskan, begitu juga dengan sekolah. Beda dengan sekarang yang peredaran uangnya lewat pintu samping, jadi Jokowi tidak jualan kartu, tapi menjual program," tukuknya.
Menanggapi ucapan Irwan Prayitno yang mengatakan Jokowi belum pantas jadi Presiden RI karena baru sekelas manejer, IJP menjawab.
"Jika Jokowi itu manejer, maka dia adalah manejer Jakarta dengan APBD terbesar di Indonesia. Bandingkan bedanya dengan Sumbar besarnya APBD yang dikelola. Jika Jokowi manejer, tentu Irwan Prayitno hanya sekelas asisten manejer. Indonesia sekarang butuh pemimpin yang mau melihat langsung persolan, bukan sekedar pemimpin ABS alias asal bapak senang."
"Nah, maraknya kepala daerah yang mendukung Prabowo adalah mereka yang takut akan perubahan. Mereka adalah orang-orang yang selalu ingin senang sebagaimana sekarang ini. Bayangkan jika kepala daerah ditelpon Presiden disuruh benahi pasar dan got yang mampet jika Jokowi jadi Presiden nantinya. Para kepala daerah pendukung Prabowo-Hatta sekarang berhadapan dengan basis kekuatan rakyat yang ingin perubahan yang mendukung Jokowi-JK," pungkas IJP.
Usai gelaran gerak jalan santai, Iwan Piliang dan Indra Jaya Piliang duet di acara Talk-Show di Radio Damai FM Pariaman interaksi langsung dengan masyarakat pendengar.
Oyong Liza Piliang