Kapolda Sumbar Brigjen Pol Bambang Sri Herwanto bersama Kepala Dinas Perhubungan Kominfo SUMBAR Murdika serta Vice Presiden Divre 2 SUMBAR Zulkarnain beserta rombongan mengunjungi Kota Pariaman menggunakan Lori Motor dari Kota Padang. Rombongan Kapolda disambut oleh Wakil Walikota Pariaman Dr. Genius Umar, Kapolres Pariaman AKBP Gandung D Wardoyo, Kadishubkominfo Agusriatman di Stasiun Kereta Api Pariaman yang telah berusia 1 abad lebih, Selasa, 27/5/2014.
Menurut pria kelahiran tahun 1962 itu, kedatangannya dengan lori dimaksudkan untuk melihat langsung perlintasan Kereta Api dengan jalan raya, rumah penduduk, serta mempersiapkan langkah kedepannya untuk keamanan pengguna jalan, keselamatan penduduk sekitar jalan kereta api.
Kapolda mengatakan, Kota Pariaman sedang mempersiapkan dirinya untuk menjadi Kota destinasi Wisata, untuk itu musti ditunjang dengan keamanan yang menyeluruh, kemudian sarana transportasi yang komprehensif. Karena itu, menurut Kapolda, diperlukan kerjasama dengan pihak perkerata-apian atau PT KAI dan dinas perhubungan SUMBAR. Sedangkan Kapolda SUMBAR menurutnya, melaui Polres Pariaman musti menjamin keamanan para wisatawan, masyarakat dan pengguna jalan raya yang dilalui kereta api yang di beberapa titik rawan tidak memiliki plang ampang perlintasan.
Pada kesempatan itu, Wawako Pariaman Genius Umar mengajak Kapolda beserta rombongan untuk melihat-lihat keindahan pantai Gandoriah Pariaman sebagaimana kata Kapolda kunjungannya ini juga dimaksudkan untuk melihat potensi wisata Pariaman dari dekat. Kapolda yang menggunakan stelan kemeja garis dan topi merah terlihat semangat dan sempat hendak menuju pulau Angso. Kunjungan ke pulau Angso dibatalkan karena mulut muara Pariaman sedang pasang surut sehingga tidak memungkinkan dilalui oleh Kapal motor yang sudah bersandar dalam muara.
Genius bahkan sempat mengatakan didepan Kapolda kepada Zulkarnain dan Murdika agar jalur kereta api Pariaman diteruskan hingga ke stasiun balai Naras.
"Dan alangkah bagusnya jika bapak Murdika dan bapak Zulkarnain juga membuatkan jalur lingkar jalan kereta api yang nantinya dipergunakan sebagai transportasi dalam Kota Pariaman atau trem," usul Genius.
Trem merupakan kereta yang memiliki rel khusus di dalam kota. Rangkaian trem umumnya satu set (terdiri atas dua kereta) agar tidak terlalu panjang. Disebut Light Rail karena memakai kereta ringan sekitar 20 ton seperti bus, tidak seberat kereta api yang 40 ton. Letak rel berbaur dengan lalu-lintas kota, atau terpisah seperti bus-way, bahkan bisa pula layang (elevated) atau sub-way, hanya untuk sebagian lintasan saja.
Terakhir, Kapolda tamatan Akabri (sekarang Akpol) 1984 ini bersama rombongan juga meninjau pusat konservasi penyu Kota Pariaman di Desa Ampalu Pariaman Utara untuk melepas tukik (anak penyu) ke laut. Pusat Konservasi penyu Pariaman adalah pusat penangkaran penyu yang dijadikan daerah wisata ekologi dimana disana terdapat berbagai jenis penyu paling langka di dunia.
Dan uniknya, ketika mengisi daftar tamu, kunjungan Kapolda Sumbar ini tercatai sebagai kunjungan ke seribu dalam daftar hadir tertulis tamu di pusat penangkaran itu dalam minggu ini.
Pusat penangkaran penyu milik Kota Pariaman ini dua bulan yang lalu juga dikunjungi oleh dua orang mantan Kapolri, Mantan Mensesneg, dan mantan pejabat negara lainnya yang tergabung dalam rombongan Alumni Lemhanas 1993 yang saat itu dipimpin oleh mantan Mensesneg Bambang Kesowo (2001-2004) dan ketua rombongan Syahrul Ujud mantan Walikota Padang yang juga pernah menjabat sebagai Mentri di era pemerintahan Presiden Soeharto.
Catatan Oyong Liza Piliang