Image: Ilustrasi
Terjadi perubahan pada pola
makan dan jenis makanan yang dikonsumsi menyebabkan masyarakat harus ekstra
hati-hati dalam memilih makanan. Hal itu dikarenakan oleh banyaknya komoditas
pertanian, perikanan yang tercemar oleh bahan-bahan berbahaya yang apabila
dikonsumsi nantinya akan merusak kesehatan begitu juga dengan makanan yang siap
saji.
Hal ini disampaikan oleh Walikota Pariaman yang diwakili oleh Drs.
Januismadi, Staf Ahli Bidang Pembangunan Pemerintah Kota Pariaman ketika membuka
secara resmi acara Sosialisasi Peningkatan Mutu Keamanan Pangan Anak SD se-Kota
Pariaman di Aula Balaikota Pariaman Kamis, (24/4/2014).
Kegiatan ini menghadirkan
narasumber Ir. Mikdad Hurya, Kabid
Kewaspadaan Pangan Provinsi Sumbar, Rio Arisandi, S.Si, Apt dari Dinas
Kesehatan dan Kepala UPT Ketahanan Pangan Kota Pariaman, Ir. Dewi Sastra, MM.
Dari penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa banyak makanan
ataupun jajanan anak sekolah yang menggunakan biang gula (pemanis buatan) atau
asam benzoat (pengawet) yang berlebihan. Hal itu disampaikan oleh Mikdad Hurya.
“Bahan yang sering digunakan untuk makanan ini adalah formalin, boraks dan
pewarna tekstil agar makanan yang dihasilkan kelihatan lebih menarik dan tahan
lama,” kata Mikhdad.
Januismadi mengatakan, dalam
rangka mewujudkan pangan yang sehat dan aman di sekolah-sekolah, disamping
sosialisasi dan pembinaan yang terus menerus, kita telah mengalokasikan dana
untuk penyediaan makanan yang sehat dan bergizi di sekolah, terutama di sekolah
dasar melalui program PMTAS (Program Makanan Tambahan Anak Sekolah).
"Walaupun
belum merata ditemui di sekolah dasar yang ada. Harapan saya dalam pelaksanaan
betul-betul dikawal dan diawasi sehingga lebih tepat sasaran dan sesuai harapan
karena pangan yang sehat dan
aman berperan dalam mencerdaskan bangsa," pungkasnya.
(dewi/OLP)